Berita

Biji kopi/Net

Bisnis

Durian Bikin Harga Kopi Global Meningkat Tajam

SENIN, 21 OKTOBER 2024 | 11:42 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Harga biji kopi mengalami kenaikan global yang cukup signifikan. Hal ini terjadi karena berbagai faktor di wilayah-wilayah penghasil kopi teratas di dunia.

Para ahli mengunkapkan beberapa factor penyebab, yaitu tanaman bermasalah, tekanan pasar, persediaan menipis, dan juga pengaruh salah satu buah beraroma kuat di dunia, durian.

Dikutip dari BBC, Senin 21 Oktober 2024, kenaikam biji kopi bisa ditelusuri dari musnahnya tanaman kopi di Brasil, produsen biji Arabika terbesar di dunia akibat embun beku pada 2021.

Kekurangan biji kopi ini membuat pembeli beralih ke negara-negara lain seperti Vietnam, produsen utama biji Robusta, yang biasanya digunakan dalam campuran kopi instan. 

Namun, di saat yang sama petani di sana juga menghadapi kekeringan terburuk dalam hampir satu dekade.

Menurut Will Frith, konsultan kopi yang berkantor di Kota Ho Chi Minh, perubahan iklim telah memengaruhi perkembangan tanaman kopi, yang pada gilirannya berdampak pada hasil panen biji kopi.

Ditambah lagi, petani Vietnam banyak beralih ke budidaya durian yang semakin populer di Tiongkok, salah satu tujuan pasar negara tersebut.

Pangsa pasar durian asal Vietnam di Tiongkok meningkat hampir dua kali lipat antara tahun 2023 dan 2024, dan beberapa pihak memperkirakan tanaman ini lima kali lebih menguntungkan daripada kopi.

"Ada sejarah petani di Vietnam yang berubah-ubah dalam menanggapi fluktuasi harga pasar. Mereka pun berkomitmen berlebihan, dan kemudian membanjiri pasar dengan jumlah panen baru mereka," kata Frith.

Organisasi Kopi Internasional berpendapat, saat Vietnam membanjiri Tiongkok dengan durian, ekspor kopi Robusta pun turun hingga 50 persen pada Juni, dibandingkan dengan Juni tahun sebelumnya, dan stok sekarang hampir habis.

Analis Judy Ganes mengatakan, saat ini harga biji kopi belum disangrai yang diperdagangkan di pasar global sekarang berada pada tingkat tertinggi dalam sejarah.

Eksportir di Kolombia, Ethiopia, Peru, dan Uganda telah meningkatkan produksi, tetapi belum mampu menghasilkan cukup banyak kopi untuk memperbaiki tingginya harga.

"Ketika permintaan Robusta mulai meningkat, tepat pada saat dunia sedang berebut pasokan kopi," kata Ganes.

Populer

Jejak S1 dan S2 Bahlil Lahadalia Tidak Terdaftar di PDDikti

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 14:30

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

Begini Kata PKS Soal Tidak Ada Kader di Kabinet Prabowo-Gibran

Minggu, 20 Oktober 2024 | 15:45

Muncul Desakan Prabowo Umumkan Titiek Soeharto Ibu Negara

Selasa, 15 Oktober 2024 | 10:55

Indonesia Vs Bahrain Imbang 2-2, Kepemimpinan Wasit Menuai Kontroversi

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:59

Mantan Kepala Bakamla Angkat Bicara soal Polemik Coast Guard

Selasa, 15 Oktober 2024 | 12:41

Instagram Timbulkan Efek Candu, Meta Digugat Pengadilan Tinggi Massachusetts

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 17:38

UPDATE

Sempat Hilang Kesadaran, Pemain Asing Persib Dipastikan Dalam Kondisi Baik

Senin, 21 Oktober 2024 | 13:58

Pidato Prabowo soal Pangan dan Gizi Dinilai Kontradiksi

Senin, 21 Oktober 2024 | 13:46

Transaksi Mobile Banking BNI Meroket 230 Persen usai Beralih ke Wondr

Senin, 21 Oktober 2024 | 13:45

Menlu Sugiono Siap Seimbangkan Hubungan Bilateral dengan AS dan China

Senin, 21 Oktober 2024 | 13:43

Ini Fitur Istimewa Mobil Pindad MV3 Garuda Limousine Tunggangan Prabowo

Senin, 21 Oktober 2024 | 13:37

Israel Gempur Cabang Keuangan Hizbullah di Seluruh Lebanon

Senin, 21 Oktober 2024 | 13:26

Budi Arie Dorong Digitalisasi Koperasi

Senin, 21 Oktober 2024 | 13:24

Segini Harta Kekayaan Menteri yang Pernah Berurusan KPK

Senin, 21 Oktober 2024 | 13:22

Memahami Pidato Pelantikan Prabowo, Harapan Atau Demagogi?

Senin, 21 Oktober 2024 | 13:14

Mayor Teddy Jabat Seskab Meski Masih TNI Aktif, Begini Penjelasan Dasco

Senin, 21 Oktober 2024 | 12:59

Selengkapnya