Berita

Direktur Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng/Ist

Publika

Segera Bentuk Menko Urusan Antartika

KAMIS, 17 OKTOBER 2024 | 10:43 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

INDONESIA dan benua di bagian selatan tidak bisa dipisahkan. Di negeri ini kisah tentang kerajaan selatan begitu kuat, dalam, dan masif di seantero Nusantara bukan hanya di Jawa. Bahkan ada yang melihat masa depan itu ada di selatan.

Abad Samudera Hindia telah dideklarasikan. Abad Selatan. Di wilayah di mana manusia akan mencari penghidupan di masa mendatang.

Ketika Negeri Utara resesi, konflik, perang, lahan dan wilayah yang sempit mengakibatkan masyarakatnya mengalami kebuntuan.


Utara tidak memiliki skenario untuk tumbuh. Mereka mengalami keputusasaan dan hanya bisa berharap perang akan meluas. Setelah itu rekonstruksi dan tumbuh. Mereka mau mengulang sejarah PDII.

Negeri Utara putus asa dan tidak dapat melakukan transisi energi, yang digadang-gadang akan mampu mengatasi bencana perubahan iklim dan bencana alam yang mengerikan.

Mereka tidak dapat meninggalkan energi kotor dan teknologi kotor yang menjadi jangkar keuangan mereka. Meskipun telah terbukti berkali-kali bahwa itu telah merusak sistem mereka sendiri. Energi kotor menghasilkan uang kotor menghasilkan unbalance.

Masa depan dunia ada di Negeri Selatan, dari Indonesia ke selatan, wilayah yang sangat lapang dan luas. Zaman lampau disebut sebagai Java la Grande, Java yang besar,  sebuah benua tanpa tepi membentang ke arah selatan.

Jauh sebelum Australia ditemukan Inggris, para pendahulu nenek moyang Nusantara telah memetakan wilayah selatan dengan akurat, nenek moyang para pelaut.

Sekarang Antartika sebelah pulau Jawa telah berubah menjadi hijau, menandakan bahwa peradaban siap tumbuh, dari sesuatu yang baru, pertumbuhan yang besar, di atas landasan yang baru, sumber daya yang baru, kekayaan baru yang tiada taranya.

Menuju Antartika salah satu kunci menjadikan Indonesia climate superpower. Indonesia sebagai sandaran dunia masa depan. Sebagai tempat mendapatkan oksigen, sebagai tempat mendapatkan makanan yang tidak tercemar, sebagai tempat untuk mengakhiri sejarah dan menyambut zaman baru.

Mungkin ada yang akan bertanya mengapa menteri kok banyak? Menteri banyak tidak masalah, makin banyak yang bekerja makin bagus, banyak kepala yang mikir hasil makin bagus.

Penting bagi pemerintah untuk mencari uang yang banyak, sehingga cukup uang untuk gaji, kantor dan kebutuhan yang diperlukan agar para menteri bisa bekerja sekeras-kerasnya, tanpa rasa kuatir dapur tidak ngebul.

Khusus Menko Antartika itu akan menjadi bukti bahwa Indonesia sedang bersiap menjadi superpower baru. Climate Super Power itu gelar yang diberikan Inggris sebelum pertemuan G20 lalu.

Penulis adalah Direktur Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI)

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya