Berita

Kampung Nila Kawali/Ist

Bisnis

Kampung Nila Kawali Raup Cuan Miliaran Rupiah Tiap Tahun

RABU, 16 OKTOBER 2024 | 16:47 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Desa Kawali di Ciamis, Jawa Barat kini dikenal sebagai kampung nila inovatif berkat program Smart Fisheries Village (SFV) atau Desa Perikanan Cerdas yang digagas oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. 

Baru-baru ini, kelompok perikanan Kawali berhasil mendapatkan penghargaan prestisius dari Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM) I Nyoman Radiarta mengatakan, SFV merupakan pembangunan desa perikanan dari hulu ke hilir yang berbasis penerapan teknologi informasi, komunikasi, dan manajemen tepat sehingga kegiatan usaha dapat berkelanjutan, untuk peningkatan ekonomi masyarakat. 

Program ini juga sebagai turunan dari implementasi program Ekonomi Biru KKP. 

“Belum lama ini Gapokkan di Desa Kawali memperoleh penghargaan dari Bapak Menteri Kelautan dan Perikanan. Ini merupakan bukti nyata bagaimana BPPSDM berkolaborasi bersama dengan masyarakat kelautan dan perikanan, khususnya pembudidaya ikan nila di Desa Kawali," ujar Nyoman dalam siaran resmi KKP di Jakarta, Rabu, 16 Oktober 2024.

Ketua Gapokkan Kampung Nila Kawali Iim Gala Permana merasa bersyukur atas penghargaan yang diraihnya. Penghargaan tersebut menjadi motivasi untuk meningkatkan produksi secara berkelanjutan. Saat ini, gabungan pembudidaya Desa Kawali mampu memanen hingga 300 kwintal ikan nila per hari. Jumlah ini meningkat 400 persen dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Iim mengatakan, terdapat tiga faktor berdirinya Kampung Nila Kawali, yaitu adanya sumber daya air, sumber daya manusia, yang didukung oleh budaya gotong royong masyarakat. Iim bersama rekannya, Wahyu, dan seorang rekan lainnya di balik berdirinya Kampung Nila Kawali.

"Awal-awal tidak mulus. Konsep ingin budi daya ikan yang baik dan benar dan menguntungkan selalu ditolak masyarakat karena masyarakat sudah mencoba gagal. Tapi setelah terbukti Pak Iim berhasil di budidaya dengan pendampingan penyuluh, masyarakat mulai tergerak untuk bergabung. Dulu budidaya belum produktif, sekali setahun atau hanya saat momen-momen penting saja seperti lebaran, kenduri, hajatan. Sekarang setelah Pak Iim mencoba usaha, bisa tiga sampai empat kali panen setahun," timpal Wahyu.

"Alhamdulillah kemajuan demi kemajuan, sudah ada kuliner-kuliner untuk restoran dan olahan ikan. Dulu Kampung budidaya nila saja, sekarang SFV jadi pusat pendidikan dan pelatihan juga, magang, praktik, kuliner, wisata, penginapan, dan sebagainya. Alhamdulillah berkat keuletan penyuluh perikanan dan kolaborasi stakeholder, maka kampung nila ini terpilih jadi SFV," tambah Wahyu.

Wahyu melanjutkan, alasan memilih nila karena komoditas tersebut digemari dan permintaan pasarnya cukup tinggi. Kampung Kawali sendiri memiliki air melimpah yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan budidaya.  

“Awalnya mentok di SDM. Untungnya ada bantuan dari KKP. Bantuannya berbentuk pelatihan, penyuluhan, pendampingan, sarpras, bibit, dan sebagainya. Pada waktu itu saya ajak teman yang sama-sama pembudidaya. Saya tawari konsep. Panen eh dua kolam dua hari habis. Gimana ini perlu kolam lebih. Makanya ajak gabung yang lain, akhirnya banyak yang ikut, dengan pendampingan penyuluh,” ujarnya.

Setelah sukses dengan budidaya nila, barulah Kampung Nila tersebut dijadikan SFV oleh BPPSDM dengan serangkaian proses yang tidak mudah. Berbagai upaya dilakukan melalui kolaborasi KKP dari pusat hingga penyuluh perikanan, bersama masyarakat dan stakeholder. Tidak hanya budidaya nila (pembenihan dan pembesaran), beragam kegiatan perikanan lainnya dari hulu ke hilir, seperti pengolahan produk hasil perikanan, kuliner perikanan, wisata perikanan, pelatihan perikanan, hingga pemasaran hasilnya ada di SFV ini. 

"Cerita SFV awalnya info dari penyuluh. Ada program dari pusat nih kami tidak langsung terima begitu saja tapi dipelajari dulu. Apa sih SFV itu? Setelah dipelajari ternyata menarik ya. Melalui proses panjang, lalu pada acara RIFA Fest di Bogor (Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan) kami bertemu Kepala Badan (BPPSDM) dan berdiskusi. Wah ini harus segera dibikin. Ini sebuah program kalau didalami sangat luar biasa dan sejalan dengan visi misi kampung nila. Konsep SMART sangat cocok diterapkan," kenangnya. 

Peningkatan-peningkatan secara bertahap terjadi di Kampung Nila tersebut. Rata-rata produksi ikan nila di SFV Kampung Nila Kawali mencapai 3 kuintal per hari. Dengan asumsi nilai pasar 1 kg ikan nila sekitar Rp30.000, maka rata-rata omzet sehari sekitar Rp9 juta dan setahun sekitar Rp3,2 miliar. 

"Itu baru dari ikan konsumsinya saja, belum termasuk pendapatan dari hasil yang non konsumsi di SFV Kawali ini," ujar Iim.

Kini kelompoknya sudah kewalahan memenuhi permintaan-permintaan dari berbagai daerah. Bahkan, permintaan tersebut tak hanya dari domestik, tapi juga mancanegara.

"Sekarang permintaan sudah ada dari luar negeri. Misalnya kemarin Korea minta berton-ton kami tolak dulu, karena kami masih mampunya ukuran kuintal. Yang namanya dia minta pasti sudah cek dulu kualitas kami. Tapi kan nggak cukup hanya kualitas saja, perlu juga kuantitas dan kontinuitas. Mereka tuh cari-cari info dulu sebelum kesini. Nggak mungkin kan Korea minta hanya ukuran kuintal saja," tandas Iim.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Dirjen Anggaran Kemenkeu Jadi Tersangka, Kejagung Didesak Periksa Tan Kian

Sabtu, 08 Februari 2025 | 21:31

Kawal Kesejahteraan Rakyat, AHY Pede Demokrat Bangkit di 2029

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:55

Rocky Gerung: Bahlil Bisa Bikin Kabinet Prabowo Pecah

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:53

Era Jokowi Meninggalkan Warisan Utang dan Persoalan Hukum

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:01

Tepis Dasco, Bahlil Klaim Satu Frame dengan Prabowo soal LPG 3 Kg

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:50

Dominus Litis Revisi UU Kejaksaan, Bisa Rugikan Hak Korban dan tersangka

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:28

Tarik Tunai Pakai EDC BCA Resmi Kena Biaya Admin Rp4 Ribu

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:16

Ekspor Perdana, Pertamina Bawa UMKM Tempe Sukabumi Mendunia

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:41

TNI AL Bersama Tim Gabungan Temukan Jenazah Jurnalis Sahril Helmi

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:22

Penasehat Hukum Ungkap Dugaan KPK Langgar Hukum di Balik Status Tersangka Sekjen PDIP

Sabtu, 08 Februari 2025 | 17:42

Selengkapnya