Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Perusahaan Senjata AS Raytheon Kantongi Keuntungan Besar dari Perang di Ukraina

JUMAT, 11 OKTOBER 2024 | 16:14 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Perusahaan kontraktor pertahanan asal Amerika Serikat, Raytheon, mengalami lonjakan keuntungan hingga miliaran Dolar AS berkat produksi senjata dan peralatan militer yang dikirim ke Ukraina di tengah invasi Rusia.

Padahal, sebelum agresi militer Rusia dimulai pada Februari 2022, perusahaan ini tercatat menghadapi tantangan dalam menjual produknya.

Hal tersebut terungkap dalam laporan pendapatan Raytheon Missiles & Defense (RMD), anak perusahaan yang mengkhususkan diri dalam produksi rudal di bawah naungan RTX Corporation.

Berdasarkan analisis dari kantor berita Rusia, Sputnik, yang dikutip pada Jumat, 11 Oktober 2024, RMD memproduksi sistem rudal NASAMS yang langsung dikirim ke Ukraina. Selain itu, rudal Stinger dan Javelin juga telah menjadi bagian dari pengiriman senjata yang dilakukan ke negara tersebut sejak awal konflik.

Perusahaan yang dikenal sebagai produsen sistem pertahanan udara seperti Patriot, melaporkan pertumbuhan penjualan selama lima kuartal berturut-turut sejak kuartal keempat 2022 atau sejak menerima pesanan ke Ukraina. 

Untuk diketahui, RMD sebelumnya mengalami penurunan penjualan berturut-turut. Kondisi tersebut terjadi sejak kuartal IV-2021, di mana RMD mengalami penurunan 8 persen yoy. Selanjutnya, pada kuartal-II 2022, penjualan RMD juga menurun selama tiga kuartal berturut-turut, dengan penurunan terbesar mencapai 11 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Namun, kesepakatan senilai 698 juta Dolar AS untuk sistem rudal NASAMS untuk Ukraina telah berhasil menyumbang sekitar 17 persen dari penjualan baru senilai 4,1 miliar Dolar AS untuk RMD pada kuartal-IV 2022.

Selain itu, pada Juni 2023, RMD kembali memperoleh kontrak senilai 1,15 miliar Dolar untuk pengadaan rudal udara ke udara jarak menengah canggih AIM-120 D-3 dan C-8 (AMRAAM) yang akan disuplai ke 18 negara, termasuk Ukraina. 

Laporan tersebut menunjukkan bahwa konflik Ukraina dianggap sebagai durian runtuh bagi Raytheon yang telah berhasil membalikkan situasi bisnisnya dengan memanfaatkan permintaan baru dari perang tersebut.

Meskipun ada penggabungan dengan Raytheon Intelligence & Space dalam laporan pendapatan kuartal III 2023, permintaan untuk produksi rudal tetap mendorong pertumbuhan penjualan.

Analisis terbaru menunjukkan bahwa bantuan militer AS kepada Ukraina telah memberikan dampak signifikan terhadap industri pertahanan dalam negeri, mencapai 36,8 miliar Dolar AS. Beberapa negara bagian, seperti Arkansas dan Pennsylvania, menjadi penerima keuntungan terbesar.

Dengan konflik yang berkepanjangan di Ukraina, Raytheon juga diuntungkan dari dukungan militer AS terhadap Israel di tengah ketegangan yang meningkat di Timur Tengah. 

Rusia sebelumnya telah memperingatkan bahwa pasokan senjata ke Ukraina dapat memperburuk situasi. Untuk itu, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menegaskan bahwa setiap kargo senjata yang dikirim ke Ukraina akan dianggap sebagai target yang sah.

“Amerika Serikat dan NATO terlibat langsung dalam konflik tersebut, termasuk tidak hanya dengan memasok senjata, tetapi juga dengan melatih para personel,” kata Lavrov beberapa waktu lalu.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya