Jumlah penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) alias Whoosh telah mencapai 5,4 juta orang, sejak dioperasikan pada 17 Oktober 2023.
Dari total tersebut, sekitar 300 ribu penumpang merupakan wisatawan internasional yang berasal dari 159 negara.
General Manager Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Eva Chairunisa, menyatakan bahwa saat ini Whoosh melayani 48 perjalanan setiap hari dan menjadi solusi transportasi modern.
"Kini dengan 48 perjalanan per hari, Whoosh telah menjadi solusi transportasi modern untuk masyarakat yang mengedepankan efisiensi waktu, keamanan, keselamatan, dan kenyamanan,"ujarnya dalam keterangan pers pada Rabu (2/10).
Eva juga mengklaim bahwa kehadiran Whoosh berdampak signifikan terhadap perekonomian nasional. Berdasarkan studi dari Universitas Indonesia, Whoosh berkontribusi dalam menghemat biaya hingga triliunan rupiah.
Berdasarkan studi Polar UI, lanjut Eva, Whoosh bisa mengurangi biaya kecelakaan senilai Rp2,91 miliar per tahun, menghemat biaya perbaikan infrastruktur Rp19 miliar per tahun, mengurangi emisi kendaraan sebesar Rp6,8 miliar per tahun, dan penghematan biaya bahan bakar sebesar Rp3,2 triliun per tahun
Penghematan ini dihitung dari adanya peralihan dari pengurangan rasio kecelakaan akibat peralihan penggunaan moda transportasi pribadi ke Whoosh, penghematan biaya dari jalan tol, bahan bakar, hingga pengurangan emisi karbon.
Lebih lanjut, Eva menjelaskan bahwa peningkatan ekonomi juga terlihat di sepanjang jalur dan stasiun Whoosh.
Banyaknya penumpang yang melakukan perjalanan komuter antara Jakarta dan Bandung memicu tumbuhnya kawasan pemukiman baru serta pusat-pusat ekonomi seperti pasar, pusat perbelanjaan, dan rumah makan.
“Manfaat perekonomian juga terjadi pada peningkatan nilai kawasan yang ada di sepanjang jalur dan sekitar stasiun Whoosh. Banyaknya penumpang yang mulai melakukan perjalanan komuter antara Bandung dan Jakarta, memicu tumbuhnya pemukiman-pemukiman baru di sekitar stasiun Whoosh,” sambungnya.
Eva menambahkan bahwa KCIC juga sedang mengembangkan kawasan Transit Oriented Development (TOD), seperti di sekitar Stasiun Halim, yang dirancang sebagai kawasan urban berintensitas tinggi. Kawasan ini akan terintegrasi dengan berbagai sistem transportasi massal untuk memudahkan akses ke berbagai fasilitas.
"Sejak beroperasi, Whoosh tidak hanya sekadar transportasi cepat, tetapi juga menjadi pendorong pengembangan kawasan perkotaan modern di sepanjang rutenya,"pungkas Eva.