Berita

Serangan Iran (Foto: thewashingtonpost.com, reuters)

Bisnis

Serangan Iran Tembus Wall Street, IHSG Rontok 0,93 Persen

RABU, 02 OKTOBER 2024 | 14:56 WIB | OLEH: ADE MULYANA

Kejutan yang tak terlalu mengejutkan menghiasi jalannya sesi perdagangan hari kedua pekan ini di Wall Street. Kabar serangan Iran yang menarget sejumlah wilayah Israel membuat tensi kian panas di Timur Tengah. Serangan rural Iran itu sebelumnya memang telah diperkirakan oleh Amerika, namun kekhawatiran di bursa Wall Street semakin tak tertahankan.

Investor mengkhawatirkan serangan Iran akan memantik reaksi lebih ganas dari Israel, hingga kemudian akan memperluas cakupan perang di wilayah sumber minyak dunia itu. Kekhawatiran semakin liar dengan gerak harga minyak melompat brutal usai serangan rudal Iran.

Catatan RMOL memperlihatkan, harga minyak untuk jenis WTI yang kini telah berada di kisaran $70,8 per barrel setelah dalam 48 jam sebelumnya masih berada di kisaran $67. Pelaku pasar sangat menaruh keprihatinan pada ancaman lonjakan Harga minyak dunia pada prospek perekonomian global. Kepanikan kemudian memaksa pelaku pasar melakukan aksi jual hingga mengirim Indeks Wall Street ke zona merah.


Indeks DJIA ditutup turun 0,41 persen di 42.156,97, sementara indeks S&P500 merosot 0,93 persen di 5.708,75 dan indeks Nasdaq terpangkas 1,53 persen di 17.910,36. Kemerosotan Indeks Wall Street kemudian menjalar hingga sesi perdagangan di Asia pertengahan pekan ini, Rabu 2 Oktober 2024.

Sentimen serangan Iran juga terlihat semakin menenggelamkan keraguan pelaku pasar yang sebelumnya mendapatkan suguhan rilis data indeks PMI manufaktur AS. Tekanan jual di Wall Street akhirnya menjalar hingga Asia, namun beruntungnya tidak terlalu mengkhawatirkan. Minimnya sentimen regional yang menyita perhatian investor Asia, membuat sentimen serangan Iran berimbas cenderung terbatas.

Hal ini terlihat dari gerak Indeks di bursa utama Asia yang cenderung mixed. Hingga ulasan ini disunting, Indeks Nikkei (Jepang) terpangkas tajam 1,46 persen di 38.087,26. Gerak runtuh tajam indeks Nikkei kali ini lebih dilatari faktor teknikal usai melambung curam di sesi perdagangan kemarin.

Sementara indeks ASX200 (Australia) turun tipis 0,07 persen di 8.203,3, dan indeks KOSPI (Korea Selatan) melemah moderat 0,18 persen di 2.588,61. Pola gerak Indeks di Asia yang cenderung terbatas kemudian menjadikan sikap investor di Jakarta jatuh dalam pesimisme. Hal ini terlihat dari berjatuhannya saham unggulan di sesi pagi ini.

IHSG menutup sesi pagi dengan merosot tajam 0,93 persen di 7.571,07 setelah konsisten menapak zona merah di sepanjang sesi. Sejumlah besar saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan mengalami koreksi dalam kisaran bervariasi namun cenderung terbatas, seperti: BBRI, BMRI, BBCA, TLKM, BBNI, ASII, ICBP, INDF, UNVR, PTBA dan ADRO. Sedangkan tiga saham unggulan, UNTR, SMGR dan HRUM mampu bertahan positif.

Situasi kurang menguntungkan juga menjalar di pasar uang global, di mana nilai tukar mata uang utama dunia kembali melemah sejak sesi perdagangan Selasa malam waktu Indonesia Barat. Nilai tukar Euro Poundsterling dan Dolar Australia terpantau semakin merosot dan kemerosotan tersebut masih bertahan hingga siang ini di sesi perdagangan Asia.

Kemerosotan mata uang utama dunia kemudian dengan mudah menyeret Rupiah Kembali ke zona merah hingga siang ini. Pantauan RMOL menunjukkan, Rupiah yang sempat berupaya menjejak zona penguatan moderat dalam mengawali sesi pagi, namun dengan segera beralih melemah dan kemudian bertahan hingga siang ini. Terkini, Rupiah terpantau masih bertengger di kisaran Rp15.224 per Dolar AS alias melemah moderat 0,2 persen.

Pantauan lebih jauh juga memperlihatkan, sentimen serangan Iran yang terkesan lebih terbatas pengaruh nya di pasar uang. Hal ini terutama terlihat pada gerak sebagian mata uang Asia yang masih mampu bertahan positif meski dalam rentang sangat tipis, seperti: Dolar Hong Kong, Dolar Singapura, Rupee India, Peso Filipina, serta Ringgit Malaysia.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya