Kurangnya lapangan pekerjaan dan gaji minim membuat banyak warga Nepal mencari peruntungan di negara lain seperti Jepang.
Menteri Ketenagakerjaan dan Jaminan Sosial Nepal Sharat Singh Bhandari mengatakan, setiap tahun ada 500.000 orang memasuki pasar tenaga kerja di negaranya.
"Namun dengan hanya 100.000 kesempatan kerja yang tersedia di Nepal setiap tahunnya, sekitar 400.000 orang perlu bekerja di luar negeri," kata Bhandari, seperti dikutip dari
Nikkei Asia, Rabu (2/10).
"Banyak orang Nepal bekerja di bidang konstruksi di tempat-tempat seperti Timur Tengah dan Malaysia, tetapi tingkat gaji di negara-negara tersebut tidak menarik," ujarnya.
"Nepal ingin mengirim lebih banyak orang ke Jepang dan Korea Selatan," lanjut Bhandari.
Beberapa pihak berpendapat bahwa semakin sedikit pekerja yang ingin bekerja di Jepang karena dampak dari yen yang lemah dan pertumbuhan upah yang lebih lambat dibandingkan dengan negara maju lainnya.
"Namun bagi orang Nepal, Jepang tetap menjadi negara ekonomi maju yang menarik, dan upahnya juga menarik," imbuh Bhandari.
Menurut data dari Badan Layanan Imigrasi Jepang, ada sekitar 176.000 warga negara Nepal yang tinggal di Jepang pada akhir tahun 2023. Jumlah tersebut setara dengan populasi orang asing terbesar keenam berdasarkan tempat asal.
Beberapa orang diyakini mengajukan visa pelajar ke Jepang dengan tujuan mencari pekerjaan.
Bhandari mengatakan meskipun pemerintah tidak bermaksud mencegah pelajar Nepal belajar di luar negeri, harus ada perbedaan yang jelas antara belajar di luar negeri dan bekerja sebagai migran.
"Jika seorang warga Nepal akan bekerja di Jepang, itu harus sebagai pekerja berketerampilan khusus," katanya.