Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

ADB Revisi Prospek Inflasi Kawasan Asia

RABU, 25 SEPTEMBER 2024 | 13:38 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Meredanya tekanan harga akibat efek pengetatan moneter yang tertunda membuat Bank Pembangunan Asia (ADB) melakukan revisi perkiraan inflasi kawasan tersebut untuk tahun 2024 dan 2025.

Menurut Prospek Pembangunan Asia terbaru yang dirilis ADB pada Rabu (25/9), inflasi di negara berkembang Asia, yang mencakup 46 anggota ADB, seperti Tiongkok dan India, diperkirakan sebesar 2,8 persen tahun ini, sedikit lebih lambat dari proyeksi 2,9 pada Juli.

Untuk tahun 2025, prospek direvisi turun dari 3,0 persen menjadi 2,9 persen.

"Inflasi yang lebih rendah menciptakan kondisi untuk pelonggaran kebijakan moneter pada akhirnya," kata ADB dalam laporan prospek tersebut, seperti dikutip dari Nikkei Asia.

ADB menambahkan bahwa inflasi energi kembali ke tingkat sebelum pandemi, sementara inflasi pangan tetap sedikit meningkat dibandingkan dengan tingkat sebelum Covid-19, meskipun ini juga menunjukkan tren penurunan. 

"Inflasi inti di kawasan ini kini telah mereda hingga di bawah tingkat sebelum pandemi," kata ADB.

Di Asia Tenggara, bagaimanapun, tingkat inflasi pada tahun 2024 direvisi naik menjadi 3,3 persen dari proyeksi sebelumnya sebesar 3,2 persen pada bulan Juli, didorong oleh depresiasi mata uang di Laos dan Myanmar. Khususnya, perkiraan inflasi Laos sebesar 25 persen merupakan yang tertinggi di antara semua 46 negara di kawasan Asia yang sedang berkembang.

Untuk tahun 2025, proyeksi inflasi untuk Asia Tenggara direvisi naik menjadi 3,2 persen dari 3,0 persen.

Sementara itu, ADB mempertahankan perkiraan produk domestik bruto negara berkembang di Asia sebesar 5,0 persen tahun ini, karena momentum permintaan elektronik global diperkirakan akan terus berlanjut. Revisi ke atas di subwilayah termasuk Asia Timur dan Pasifik telah mengimbangi perkiraan yang sedikit lebih rendah di Asia Tenggara.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya