Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Tani-Nelayan (Petani)/Ist
Program makan bergizi gratis berbasis susu ikan yang diusulkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dianggap tidak efektif dan efisien.
Hal itu disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Tani-Nelayan (Petani), Janudin saat merespons program tersebut
Ia menyarankan agar program ini beralih ke pemberian ikan segar yang jauh lebih bernutrisi dan praktis bagi masyarakat.
"Biaya yang dihabiskan untuk membangun pabrik pengolahan susu ikan sangat besar, sementara hasilnya belum terlihat signifikan. Proses produksi susu ikan yang kompleks dan mahal ini pada akhirnya tidak sebanding dengan manfaat yang diberikan," ujar Janudin dalam keterangan yang diterima redaksi, Rabu (25/9).
Ia menegaskan, ikan segar sebenarnya memberikan nilai gizi yang lebih baik daripada susu ikan.
"Kandungan protein, omega-3, dan mineral pada ikan segar lebih lengkap dibanding susu ikan. Selain itu, masyarakat lebih terbiasa mengonsumsi ikan langsung daripada produk olahan, sehingga pendistribusian ikan segar akan lebih mudah diterima dan lebih cepat berdampak pada kesehatan masyarakat," bebernya.
Ia juga menyatakan bahwa pengalihan program ini dari susu ikan ke distribusi ikan segar tidak hanya mengurangi pemborosan biaya produksi dan pengolahan, tetapi juga mengatasi masalah logistik.
"Distribusi susu ikan ke daerah-daerah terpencil sering kali terhambat, sedangkan ikan segar, jika dikelola dengan baik, dapat langsung didistribusikan dari para nelayan lokal, mendukung ekonomi nelayan sekaligus memenuhi kebutuhan gizi masyarakat," ungkap dia.
Janudin menekankan pentingnya pemerintah melakukan evaluasi terhadap program ini, apalagi ini program andalan Presiden terpilih Prabowo saat kampanye.
"Daripada terus menggelontorkan dana besar untuk operasional bangun pabrik susu ikan yang tidak efisien, lebih baik fokus pada pengadaan dan distribusi ikan segar. Dengan cara ini, program makan bergizi bisa lebih berkelanjutan, efektif, dan memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat," tambahnya.
Alumnus Magister Teknik Energi Terbarukan Universitas Dharma Persada Program Beasiswa Unggulan Kemendikbud ini berharap bahwa rekomendasi ini sebaiknya dipertimbangkan oleh Presiden terpilih Prabowo.
"Demi peningkatan kualitas gizi masyarakat serta penggunaan anggaran yang lebih efisien dan berdampak luas, kami harap Bapak Prabowo selaku presiden terpilih dapat mempertimbangkan rekomendasi kami ini," pungkas Janudin.