Berita

Dok Foto/Ist

Nusantara

Jaga Ketahanan Pangan, Kebijakan Harus Berpihak ke Petani

RABU, 25 SEPTEMBER 2024 | 09:32 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Dalam rangka refleksi Hari Tani Nasional (HTN) 2024, ketahanan pangan masih menjadi masalah serius yang dihadapi banyak negara termasuk Indonesia di waktu yang akan datang.

Direktur Eksekutif Human Studies Institute (HSI), Rasminto, mendorong pemerintah melakukan upaya serius melalui kebijakan yang berpihak pada petani untuk menghadapi tantangan ketahanan pangan nasional. 

Ia menekankan bahwa kesejahteraan petani harus menjadi prioritas utama dalam setiap perumusan kebijakan pertanian di Indonesia.
 

 
“Kebijakan yang berpihak pada petani merupakan kunci dalam menjaga ketahanan pangan nasional dan menjamin keberlanjutan sektor pertanian di tengah tantangan modernisasi,” ujar Rasminto dalam keterangan yang diterima redaksi, Rabu (25/4).

Rasminto menggarisbawahi urgensi untuk meminimalisasi penggunaan pupuk dan pestisida kimiawi dalam sektor pertanian. 

"Ketergantungan yang berlebihan pada bahan kimia dalam sektor pertanian tidak hanya merusak tanah dan lingkungan, tetapi juga membebani petani dengan biaya produksi yang tinggi," jelasnya. 

Ia pun mendorong pemerintah untuk melakukan akselerasi transisi menuju praktik pertanian berkelanjutan, dengan lebih banyak menggunakan pupuk organik dan metode pertanian ramah lingkungan.

“Penggunaan bahan kimia yang terus-menerus tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan tanah, tetapi juga mengurangi produktivitas lahan dalam jangka panjang. Selain itu, banyak petani kita terpapar penyakit keganasan akibat paparan residu dari pupuk dan pestisida kimiawi," beber dia.

Baginya, petani membutuhkan dukungan untuk beralih ke metode pertanian yang lebih berkelanjutan. 

"Penting sekali edukasi dan bantuan teknis bagi para petani dalam menerapkan teknologi pertanian ramah lingkungan, guna mengurangi dampak negatif pada lahan pertanian dan kesehatan bagi petani sendiri", tegasnya. 

Selain itu, Rasminto menyoroti persoalan alih fungsi lahan pertanian yang semakin mengkhawatirkan. Ia menilai, fenomena ini menjadi salah satu ancaman serius terhadap ketahanan pangan nasional. 

"Kita perlu moratorium alih fungsi lahan pertanian, khususnya lahan persawahan. Pemerintah harus tegas dalam melindungi lahan produktif agar tidak berubah menjadi area komersial atau industri", urainya. 

Akademisi Geografi Universitas Islam 45 (Unisma) ini juga menyatakan bahwa lahan persawahan merupakan sumber utama produksi pangan di Indonesia. 

"Namun, faktanya lahan pertanian terus menyusut akibat alih fungsi untuk keperluan non-pertanian", tandasnya. 

Rasminto mengingatkan, tanpa moratorium yang jelas, Indonesia bisa kehilangan kapasitas produksinya untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

"Moratorium alih fungsi lahan harus diiringi dengan kebijakan revitalisasi lahan-lahan pertanian yang sudah terdegradasi. Hal ini sejalan dengan program cetak 1 juta ha Kementan", jelasnya. 

Ia pun berharap, pemerintah perlu mendukung upaya restorasi lahan yang rusak akibat penggunaan bahan kimia atau eksploitasi berlebihan. 

"Langkah ini penting untuk menjaga produktivitas pertanian di masa depan, Kementan harus prioritaskan program ini jika tidak mau Indonesia mengalami krisis pangan di masa depan,” harapnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya