Donald Trump dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky/Net
Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memiliki keyakinan bahwa Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky akan senang jika presiden terpilih nanti adalah Kamala Harris.
Dalam acara kampanye di Pennsylvania Barat, Trump menyindir Zelensky dengan menyebutnya sebagai staf marketing ulung karena setiap datang ke Washington, dia selalu mendapatkan peningkatan dana bantuan untuk Ukraina.
"Saya pikir Zelensky adalah salesman erhebat dalam sejarah. Setiap kali dia datang ke negara ini, dia membawa pulang 60 miliar dolar," ujar Trump, seperti dimuat
Reuters pada Selasa (24/9).
Itulah sebabnya, menurut Trump, Zelensky lebih ingin Amerika kembali dipimpin oleh kandidat Demokrat yang senantiasa memberikan dukungan penuh khususnya di bidang pendanaan.
"Dia (Zelensky) sangat ingin mereka memenangkan pemilihan ini, tetapi saya akan melakukan hal yang berbeda saya akan mengupayakan perdamaian," tegasnya.
Dalam sebuah pernyataan melalui email, tim kampanye Harris menegur Trump karena tidak mengatakan bahwa dia ingin Ukraina memenangkan perang selama debat di ABC News.
"Wakil Presiden Harris memahami bahwa jika Amerika meninggalkan Ukraina, Putin akan duduk di Kyiv dengan mata tertuju pada negara-negara Eropa lainnya dan sekutu NATO kita," kata Morgan Finkelstein, juru bicara keamanan nasional untuk tim kampanye Harris.
Trump tidak memberikan perincian tentang rencana perdamaiannya, selain menegaskan kembali bahwa dia akan menelepon Putin dan Zelensky dan mendesak mereka untuk menyusun kesepakatan, jika dia memenangkan pemilihan pada tanggal 5 November.
Zelensky, yang berada di AS untuk menghadiri sidang ke-79 Majelis Umum PBB, mengatakan pada hari Senin (23/9) bahwa tindakan tegas oleh Amerika Serikat sekarang dapat mempercepat berakhirnya perang Rusia melawan Ukraina tahun depan.
Sementara Trump mengatakan minggu lalu bahwa ia mungkin akan bertemu dengan Zelensky saat ia berada di AS. Namun hingga kini belum informasi kapan mereka akan bertemu.
Washington dan sekutunya telah memberikan program bantuan bernilai miliaran dolar kepada Ukraina sejak invasi Rusia dimulai pada bulan Februari 2022, sementara juga memberlakukan beberapa putaran sanksi terhadap Moskow.
Trump secara konsisten menggambarkan bantuan AS untuk Ukraina sebagai pemborosan uang dan menolak mengatakan bahwa ia ingin Ukraina menang.
Zelensky pernah mengatakan bahwa ia tidak dapat memprediksi apa yang akan dilakukan Trump jika ia menang pada bulan November, tetapi berharap Partai Republik akan mempertahankan dukungan militer AS untuk Ukraina.