Berita

Sebuah walkie talkie bermerek ICOM hancur akibat ledakan di sebuah rumah di pinggiran Baalbek, Lebanon/BBC

Dunia

Usai Pager, Kini Walkie-talkie Hizbullah Ikut Meledak

KAMIS, 19 SEPTEMBER 2024 | 09:33 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Upacara pemakaman 12 orang yang tewas dalam ledakan alat komunikasi pager massal di Lebanon Selatan pada Rabu (18/9) dikagetkan dengan ledakan bom kedua pada walkie-talkie yang digunakan para tentara Hizbullah.

Mengutip BBC pada Kamis (19/9), ledakan walkie-talkie terjadi tak lama setelah Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengumumkan fase baru dalam perang dengan kembali mengerahkan banyak tentara di perbatasan Utara.

Terjadi kekacauan dan kebingungan di antara para pelayat, dan kemudian laporan mulai berdatangan tentang ledakan yang terjadi di bagian lain negara itu juga.

Satu video media sosial yang belum dikonfirmasi menunjukkan seorang pria jatuh ke tanah setelah ledakan kecil selama upacara pemakaman.

Palang Merah Lebanon mengatakan lebih dari 30 ambulans telah dikerahkan untuk mengevakuasi korban ledakan walkie-talkie di pinggiran selatan ibu kota, serta di Lebanon selatan dan Lembah Bekaa.

Kementerian kesehatan mengatakan ledakan itu bersumber dari walkie-talkie milik anggota Hizbullah.

Dikatakan bahwa setidaknya 20 orang tewas dan lebih dari 450 orang terluka akibat gelombang kedua ledakan dari perangkat komunikasi nirkabel di Lebanon.

Kantor Berita Nasional NNA milik pemerintah Lebanon mengatakan perangkat itu diidentifikasi sebagai radio VHF genggam ICOM-V82, model yang sudah tidak diproduksi lagu dan dibuat oleh produsen elektronik ICOM Jepang.

ICOM-V82 lainnya meledak di sebuah rumah di pinggiran kota Baalbek.

Rekaman video menunjukkan kerusakan akibat kebakaran pada meja dan dinding, serta bagian-bagian yang rusak dari apa yang tampak seperti walkie-talkie yang bertuliskan "ICOM".

Foto-foto di media sosial dari dua lokasi lain tampaknya menunjukkan model yang sama.

Reuters mengutip sumber keamanan Lebanon mengatakan walkie-talkie tersebut dibeli oleh Hizbullah lima bulan lalu, sekitar waktu yang sama dengan pembelian pager.

Situs web berita Axios mengutip dua sumber menyebut dinas intelijen Israel telah memasang jebakan pada ribuan walkie-talkie sebelum mengirimkannya ke Hizbullah sebagai bagian dari sistem komunikasi darurat kelompok tersebut di masa perang.

Sumber-sumber AS dan Lebanon mengatakan kepada New York Times dan Reuters bahwa Israel telah menanam sejumlah kecil bahan peledak di dalam pager yang meledak pada hari Selasa.

Seorang dokter mata di sebuah rumah sakit di Beirut mengatakan sedikitnya 60 persen dari orang-orang yang telah ia tangani telah kehilangan setidaknya satu mata, dan sebagian besar juga kehilangan tangan.

"Mungkin ini adalah hari terburuk dalam hidup saya sebagai seorang dokter. Saya yakin jumlah korban dan jenis kerusakan yang telah terjadi sangat besar," kata dokter Elias Warrak.

"Sayangnya, kami tidak dapat menyelamatkan banyak mata, dan sayangnya kerusakannya tidak terbatas pada mata.  beberapa di antaranya mengalami kerusakan di otak selain kerusakan wajah," kata dia lagi.

Ledakan mematikan hari Rabu merupakan penghinaan lain bagi Hizbullah dan kemungkinan indikasi bahwa seluruh jaringan komunikasinya mungkin telah disusupi oleh Israel.

Banyak warga Lebanon masih terkejut dan marah atas apa yang yang pada hari Selasa (17/9), ketika ribuan pager meledak pada saat yang sama, menewaskan 12 orang termasuk dua anak berusia 8 dan 12 tahun.

Sementara korban luka mencapai 2.800 orang dengan 200 di antaranya dalam kondisi kritis.

Populer

Demo di KPK, GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono

Jumat, 20 September 2024 | 16:22

Mantan Menpora Hayono Isman Teriak Tanah Keluarganya Diserobot

Jumat, 20 September 2024 | 07:04

KPK Ngawur Sebut Tiket Jet Pribadi Kaesang Rp90 Juta

Rabu, 18 September 2024 | 14:21

Kaesang Kucing-kucingan Pulang ke Indonesia Naik Singapore Airlines

Rabu, 18 September 2024 | 16:24

Fufufafa Diduga Hina Nabi Muhammad, Pegiat Medsos: Orang Ini Pikirannya Kosong

Rabu, 18 September 2024 | 14:02

Kaesang Bukan Nebeng Private Jet Gang Ye, Tapi Pinjam

Rabu, 18 September 2024 | 03:13

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

UPDATE

Rusia, China dan Iran Dituding Gunakan AI untuk Ganggu Pilpres AS

Jumat, 27 September 2024 | 09:54

Kejar Keuntungan, Toko Daring Kompak Naikkan Biaya Komisi

Jumat, 27 September 2024 | 09:41

Cuma Bangun Gedung, Jokowi Belum Pindahkan Ibu Kota ke IKN

Jumat, 27 September 2024 | 09:28

Karpet Persia, Eksotik dan Banyak Dikoleksi sebagai Investasi

Jumat, 27 September 2024 | 09:27

Satgas Impor Ilegal Bukan Penyelesaian, hanya Shock Therapy Saja

Jumat, 27 September 2024 | 09:14

Diduga Tidak Netral di PK Mardani Maming, KY Perlu Periksa Hakim Ansori

Jumat, 27 September 2024 | 09:09

Jelang Akhir Pekan Emas Antam Stagnan, Termurah Masih Dibanderol Rp780.500

Jumat, 27 September 2024 | 09:03

Zulhas: Rencana Pemindahan Pelabuhan Barang Impor Diputuskan Prabowo

Jumat, 27 September 2024 | 08:52

Komitmen Prabowo Lanjutkan Pondasi Ekonomi Jokowi, Beri Kepastian bagi Investor

Jumat, 27 September 2024 | 08:47

Prabowo-Gibran Bakal Tarik Utang Baru Rp775 Triliun di Awal Menjabat, Buat Apa?

Jumat, 27 September 2024 | 08:35

Selengkapnya