Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, tidak lulus seleksi profile assessment calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Meski gagal, eks Co-Kapten Timnas Amin itu mengaku bersyukur telah melalui seluruh proses seleksi dengan baik.
"Alhamdulillah, Pansel Capim KPK telah memilih. Kita hormati keputusan Pansel," ujar Sudirman Said seperti dikutip redaksi melalui akun X miliknya, Rabu (11/9).
Sudirman mendoakan agar pimpinan KPK terpilih nantinya dapat mengembalikan kredibilitas lembaga anti rasuah tersebut dan berkontribusi bagi kemajuan Indonesia.
Ia juga berterima kasih atas dukungan berbagai pihak selama proses seleksi berlangsung. Sudirman menyampaikan salam dan dukungan kepada rekan-rekan yang masih melanjutkan proses seleksi.
"Kepada rekan-rekan capim yang masih meneruskan proses saya sampaikan doa dan salam perjuangan. Jangan pernah lelah mencintai Indonesia yang hebat ini," pungkasnya.
Dari data yang diperoleh redaksi, 20 nama yang lulus seleksi profile assessment capim KPK tidak ada nama Ghufron dan Sudirman Said. Mereka yang lulus yakni Agus Joko Pramono (akademisi), Ahmad Alamsyah Saragih (BUMN/BUMD), Didik Agung Widjanarko (Polri), Djoko Poerwanto (Polri).
Selanjutnya, Fitroh Rohcahyanto (Jaksa), Harli Siregar (Jaksa), I Nyoman Wara (PNS), Ibnu Basuki Widodo (Hakim), Ida Budhiati (akademisi), Johan Budi Sapto Pribowo (lembaga negara), Johanis Tanak (lembaga negara), Michael Rolandi Cesnanta Brata (PNS).
Kemudian, Muhammad Yusuf (PNS), Pahala Nainggolan (PNS), Poengky Indarti (lembaga negara), Sang Made Mahendrajaya (lain-lain), Setyo Budiyanto (Polri), Sugeng Purnomo (Jaksa), Wawan Wardiana (PNS), Yanuar Nugroho (lain-lain).
Calon yang tidak lulus seleksi profile assessment juga berjumlah 20 orang. Mereka adalah Achmad Zubair (PNS), Agung Setya Imam Effendi (PNS), Albertus Usada (Hakim), Andi Herman (Jaksa), Andi Pangerang Moenta (PNS), Dadang Herli Saputra (akademisi).
Selanjutnya, Erdianto (akademisi), Giri Suprapdiono (PNS), Gunarwanto (PNS), Imron Rosyadi Hamid (akademisi), Minanoer Rachman (Hakim).
Kemudian, Nurul Ghufron (lembaga negara), Nuryanto (PNS), R Benny Riyanto (PNS), R Z Panca Putra S (PNS), Rakhmad Setyadi (Polri), Rios Rahmanto (Hakim), Subagio (akademisi), Sudirman Said (akademisi), Vera Diyanty (akademisi).