Berita

Ilustrasi tentara Taiwan.

Dunia

Beijing Tak Kurangi Tekanan pada Taipei, 10 Pesawat Tempur Tiongkok Terdeteksi di Langit Taiwan

SELASA, 03 SEPTEMBER 2024 | 22:06 WIB | LAPORAN: JONRIS PURBA

Tiongkok tak kunjung mengurangi tekanan pada Taiwan. Hari Minggu lalu (1/9) sebanyak 10 pesawat Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok, tujuh kapal Angkatan Laut Tiongkok, dan dua kapal resmi beroperasi di wilayah Taiwan, hingga pukul 6 pagi.

Taiwan News melaporkan, enam dari 10 pesawat PLA yang terdeteksi melintasi garis tengah Selat Taiwan.

Dalam sebuah unggahan yang dibagikan di X setelah insiden itu, Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan mengatakan, pihaknya telah memantau situasi dan menanggapinya dengan sesuai.


Sepanjang Agustus lalu, Taiwan mendeteksi kehadiran pesawat militer Tiongkok sebanyak 535 kali dan kehadiran kapal AL Tiongkok sebanyak 289 kali. Sejak September 2020, Tiongkok telah mengintensifkan penggunaan taktik zona abu-abu dengan meningkatkan jumlah pesawat militer dan kapal angkatan laut yang beroperasi di dekat Taiwan.

Taktik zona abu-abu dianggap sebagai "suatu upaya atau serangkaian upaya di luar pencegahan dan jaminan kondisi mapan yang berupaya mencapai tujuan keamanan seseorang tanpa menggunakan kekuatan secara langsung dan dalam jumlah besar," kata laporan tersebut.

Hal ini menambah serangkaian provokasi serupa oleh Tiongkok dalam beberapa bulan terakhir. Kabarnya, Tiongkok telah meningkatkan aktivitas militernya di sekitar Taiwan, termasuk serangan udara dan laut secara berkala ke ADIZ Taiwan dan latihan militer di dekat pulau tersebut.

Taiwan merupakan negara independen sejak 1949. Namun, Tiongkok menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan bersikeras pada penyatuan kembali pada akhirnya, dengan kekerasan jika perlu.

Awal minggu ini, Kementerian Luar Negeri Taiwan mengkritik Tiongkok karena melanggar kedaulatan negara lain dan mengganggu perdamaian regional.

Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan sebuah pesawat pengintai Shaanxi Y-9 milik Tiongkok memasuki wilayah udara Jepang di sebelah timur Kepulauan Danjo pada hari Senin dan menambahkan bahwa tindakan Beijing tersebut "sangat melanggar kedaulatan Jepang dan meningkatkan ketegangan regional."

Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Taiwan, penggunaan pesawat militer dan kapal perang Tiongkok secara terus-menerus untuk menyusup ke zona identifikasi pertahanan udara dan zona ekonomi eksklusif Taiwan dan Jepang telah meningkatkan ketegangan regional, menurut laporan Taiwan News.

Dikatakan bahwa Tiongkok bekerja sama dengan Rusia dalam melaksanakan latihan militer yang sering dilakukan di Laut Cina Timur dan Laut Cina Selatan untuk mencoba menggunakan kekuatan guna mengubah status quo.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya