Berita

Ilustrasi/ Foto: Volkswagen/Net

Otomotif

Capek Perang Harga dengan Produsen China, VW Berniat Tutup Pabrik

SELASA, 03 SEPTEMBER 2024 | 15:20 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Di tengah persaingan ketatnya dengan produsen Asia, pembuat kendaraan roda empat Volkswagen berencana menutup pabrik di Jerman untuk pertama kalinya.

Dikutip dari Reuters, Selasa (3/9), rencana yang diumumkan sehari sebelumnya akan dibahas Kepala Keuangan Arno Antlitz bersama staf dan kepala merek Volkswagen Thomas Schaefer pada rapat dewan pekerja pada Rabu pagi (4/9) waktu setempat.

Kepala dewan pekerja Volkswagen, Daniela Cavallo, yang juga merupakan anggota serikat pekerja IG Metall yang berpengaruh, mengatakan bahwa ia berharap Kepala Eksekutif (CEO) Oliver Blume juga akan terlibat dalam negosiasi.


"VW menganggap satu pabrik kendaraan besar dan satu pabrik komponen di Jerman sudah usang," kata dewan pekerja, bersumpah untuk melakukan perlawanan sengit terhadap rencana dewan eksekutif.

Sebelumnya para pengamat telah menyebutkan lokasi VW di Osnabrueck, di Lower Saxony dan Dresden, di Saxony, sebagai target potensial untuk ditutup. 

Negara bagian Lower Saxony adalah pemegang saham Volkswagen terbesar kedua dan pada hari Senin mendukung peninjauannya.

Volkswagen, yang mempekerjakan sekitar 680.000 staf, mengatakan bahwa pihaknya juga merasa terpaksa untuk mengakhiri program keamanan pekerjaannya, yang telah berlaku sejak 1994 dan mencegah pemutusan hubungan kerja hingga 2029.

Perusahaan menambahkan semua tindakan akan dibahas dengan dewan pekerjanya.

IG Metall mengatakan jaminan kerja mencakup pabrik Volkswagen di Wolfsburg, Hanover, Braunschweig, Salzgitter, Kassel dan Emden.

"Situasinya sangat tegang dan tidak dapat diatasi hanya dengan tindakan pemangkasan biaya," kata Schaefer dalam sebuah pernyataan.

VW, yang menggerakkan sebagian besar penjualan unit Volkswagen, merupakan merek pertama yang menjalani upaya pemangkasan biaya dengan target penghematan 10 miliar euro pada tahun 2026, sebagai upaya untuk mengefisienkan pengeluaran agar dapat bertahan dalam transisi ke mobil listrik.

Volkswagen menghadapi tantangan yang sangat besar di Eropa, AS, dan khususnya Tiongkok, di mana produsen kendaraan listrik domestik yang dipimpin oleh BYD, merebut pangsa pasarnya. Perusahaan ini telah kehilangan nilai saham lebih banyak daripada pesaing utamanya selama dua tahun terakhir.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya