Berita

Dr. Riaz Ahmed saat dilepaskan setelah sempat ditangkap polisi dan menghilang selama delapan jam.

Dunia

Komnas HAM Kecam Penangkapan Aktivis Riaz Ahmed

SENIN, 02 SEPTEMBER 2024 | 23:34 WIB | LAPORAN: JONRIS PURBA

Komisi Nasional HAM di Pakistan mengecam penangkapan akademisi dan aktivis politik Universitas Karachi, Riaz Ahmed. Polisi sempat menyangkal penangkapan itu. 

“Komnas HAM Pakistan sangat prihatin dengan laporan bahwa akademisi dan aktivis politik Universitas Karachi Dr. Riaz Ahmed, sebelumnya ditahan dan kemudian dilaporkan menghilang secara paksa oleh orang tak dikenal. Anehnya, ia dibawa kembali ke kantor polisi setelah polisi menyangkal telah menahannya,” tulis lembaga itu di akun @HRCP87, akhir pekan lalu (31/8).

Disebutkan bahwa ini adalah kali kedua Dr. Ahmad menghilang. 


Sebelumnya, HRCP juga telah menyuarakan keprihatinan atas pelanggaran hak asasi manusia dan disfungsi politik yang merajalela di Balochistan. Dalam laporan tahunan yang dirilis bulan ini, kelompok hak asasi manusia tersebut meminta pemerintah Pakistan atas situasi yang mengkhawatirkan di Balochistan.

Sebuah pernyataan pers oleh HRCP pada rilis laporan tersebut menekankan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, praktik penghilangan paksa dan pembunuhan di luar hukum tetap menjadi "perhatian yang sangat serius" di provinsi tersebut, dengan impunitas bagi para pelaku dan ketidakpedulian dari pihak pemerintah.

Pada bulan November 2023, aktivis muda hak asasi Baloch memobilisasi diri di sekitar lokasi pembunuhan di luar hukum seorang pemuda Baloch dan berbaris dari Turbat ke Islamabad. Mereka menjadi sasaran pelecehan, dan hak mereka atas kebebasan berkumpul secara damai terus-menerus dilanggar dalam bentuk tindakan polisi yang kejam.

Di Gwadar, ‘Haq Do Tehreek’ terus menuntut tindakan terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang dipimpin negara, termasuk penghilangan paksa dan hiper-sekuritisasi.

Pernyataan tersebut selanjutnya menambahkan bahwa kebebasan berekspresi tetap dibatasi, dengan wartawan enggan berbicara tentang pembatasan pers karena takut akan pembalasan dari berbagai aktor, termasuk pasukan keamanan, kelompok separatis, dan pemimpin suku.

HRCP menyoroti bahwa Balochistan terus menyaksikan sejumlah besar kecelakaan pertambangan: setidaknya 36 pekerja tambang tewas dan 40 orang terluka di provinsi tersebut pada tahun 2023. Namun, dalam perkembangan yang positif, pemerintah Balochistan memutuskan untuk memberikan status buruh kepada komunitas nelayan di provinsi tersebut.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya