Presiden Zanzibar Hussein Ali Mwinyi dan Wamenlu RI, Pahala Mansyuri di Zanzibar-Indonesia Investment Forum bertajuk "Navigating New Horizons in Blue Economy Cooperation", di Bali pada Minggu, 1 September 2024/Ist
Guna meningkatkan pengelolaan sumber daya laut berkelanjutan dan mencapai kemakmuran, Indonesia dan Zanzibar berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi di sektor ekonomi biru (Blue Economy).
Kesepakatan itu disampaikan kedua negara di acara Zanzibar-Indonesia Investment Forum bertajuk "Navigating New Horizons in Blue Economy Cooperation", Minggu (1/9).
Kegiatan yang digelar di sela-sela penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 di Nusa Dua, Bali tersebut dibuka oleh Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Pahala Mansyuri.
Turut dihadiri langsung oleh Presiden Zanzibar Hussein Ali Mwinyi, didampingi Menteri Tenaga Kerja, Ekonomi, dan Investasi Sharif Ali Shariff, serta lebih dari 100 pelaku usaha dan pemangku kepentingan dari Indonesia, Zanzibar, dan Tanzania.
Dalam pidatonya, Wamenlu Pahala memaparkan bahwa Blue Economy Framework telah lama dikembangkan Indonesia. Dengan Zanzibar, kerja sama yang berpotensi dijajaki yakni pariwisata dan perhotelan, perikanan tangkap dan budi daya, pengembangan infrastruktur pelabuhan, pengolahan rumput laut, serta sektor minyak dan gas.
"Dengan potensi yang besar ini, kita harus memperkuat kerja sama di sektor-sektor strategis, terutama ekonomi biru yang sangat relevan bagi negara kepulauan seperti Indonesia dan Zanzibar," ujar Pahala.
Dia menambahkan, kerja sama di sektor ekonomi biru meripakan kesempatan emas bagi para pelaku usaha untuk memperkuat kehadiran di pasar Afrika Timur dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan.
Sementara Presiden Zanzibar, Hussein Ali Mwinyi, mengatakan Zanzibar dan Indonesia memiliki banyak kesamaan sebagai negara kepulauan dengan komitmen kuat terhadap pengembangansektor maritim dan kelestarian lingkungan laut.
"Kami mengundang para pelaku usaha dan investor dari Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam mengembangkan sektor-sektor ekonomi prioritas di Zanzibar," kata Presiden Mwinyi.
Pada sesi diskusi, Direktur Eksekutif Zanzibar Investment Promotion Authority, Saleh Saad Mohamed, dan Direktur Fasilitas Investasi Tanzania Investment Centre, Rovokatus A. Rashel, turut memaparkan potensi Zanzibar dan Tanzania sebagai tujuan investasi utama di Afrika Timur.
Mereka menekankan stabilitas politik, keamanan, serta kepastian hukum sebagai faktor penarik utama bagi investor asing.
Zanzibar merupakan bagian dari Tanzania yang terletak di lepas pantai Afrika Timur. Sebagai wilayah semi-otonom, Zanzibar mempertahankan persatuan politik dengan Tanzania namun memiliki parlemen dan presiden tersendiri.