Berita

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono (kiri)/Ist

Bisnis

Ekonomi Biru Kunci Sukses Keberlanjutan dan Kesejahteraan

JUMAT, 30 AGUSTUS 2024 | 00:45 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Penerapan Ekonomi Biru penting untuk mewujudkan keberlanjutan dan kesejahteraan di Indonesia. 

Hal itu disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Kuliah Umum bertema "Implementasi Kebijakan Ekonomi Biru: Mewujudkan Keberlanjutan dan Kesejahteraan Bersama" di Universitas Hasanuddin, Makassar, Kamis (29/8). 

Kuliah Umum tersebut dihadiri Rektor Universitas Hasanuddin, dekan dan dosen, serta seluruh civitas akademika Universitas Hasanuddin, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan, serta pejabat Eselon I dan II Lingkup KKP. 

Di hadapan para hadirin, Trenggono mengatakan, peningkatan populasi penduduk global yang mencapai 9,7 miliar jiwa pada 2050 menjadi tantangan semua negara termasuk Indonesia, dalam memenuhi kebutuhan pangan manusia. 

Di samping itu, dunia juga dihadapkan dengan isu malnutrisi. Berdasarkan data FAO (2023), jumlah masyarakat yang mengalami kekurangan pangan di dunia meningkat dari 7,9 persen di tahun 2019 menjadi 9,2 persen di tahun 2022. 

Hal ini juga terjadi di Indonesia di mana jumlah masyarakat yang mengalami kekurangan pangan meningkat dari 8,5 persen di tahun 2021 menjadi 10,2 persen di tahun 2022. 

"Laut dapat menjadi jawaban untuk mengatasi permasalahan pangan yang dunia sedang hadapi saat ini," kata Trenggono dalam paparannya. 

Dia menjelaskan, laut menyediakan beragam sumber daya yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan yang tidak hanya bergizi tetapi juga lebih ramah terhadap lingkungan. 

Berdasarkan data Skyquest (2023), peran sektor kelautan dan perikanan dalam menyuplai sumber pangan diproyeksi akan semakin besar. Nilai pasar perikanan dunia diproyeksi akan terus mengalami pertumbuhan dengan Compound Annual Growth Rate atau CAGR sebesar 6,52 persen dari 269,3 miliar Dolar AS pada tahun 2023 menjadi 419,09 miliar Dolar AS pada tahun 2030. 

"Sebagai negara kepulauan terbesar yang dianugerahi kekayaan sumber daya laut dan perikanan yang luar biasa besar, maka Indonesia harus menempatkan laut sebagai halaman depan sekaligus episentrum pembangunan nasional untuk mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045," jelasnya. 

Di balik harapan besar terhadap laut sebagai penopang sektor pangan, laut juga tengah menghadapi banyak tantangan. Tekanan terhadap laut akibat aktivitas manusia meningkat, perubahan iklim, IUU fishing dan overfishing marak terjadi, serta polusi laut akibat sampah plastik mengancam keberlangsungan sektor kelautan dan perikanan Indonesia. 

Untuk mengoptimalkan potensi serta menghadapi tantangan yang ada, Trenggono menekankan pentingnya menempatkan ekologi sebagai panglima. 

Hal itu juga telah menjadi perhatian Kementerian Kelautan dan Perikanan yang telah mengimplementasikan 5 arah kebijakan Ekonomi Biru. 

"Ekonomi Biru harus menjadi mainstream dalam upaya pembangunan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia terutama untuk mencapai triple win yaitu Ocean Health, Ocean Wealth, dan Ocean Prosperity," tambahnya. 

Melalui triple win tersebut, lanjutnya, implementasi Ekonomi Biru harus dapat memastikan beberapa hal. Pertama, terjaganya kualitas dan kesehatan lingkungan laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil. Kedua, dapat memastikan ketersediaan pangan tanpa memberikan tekanan ekstra bagi laut di tengah kebutuhan yang semakin meningkat. Ketiga, menciptakan pemerataan pertumbuhan ekonomi bagi seluruh lapisan masyarakat. 

"Untuk mendukung tercapainya tujuan kebijakan Ekonomi Biru, maka  dibangun sistem  infrastruktur Ocean Big Data yang terintegrasi dengan Ocean Accounting dan Command Center dengan tujuan untuk meningkatkan pengawasan, monitoring, penyediaan data yang secara kontinyu diperbaharui, dan penyusunan decision support system," pungkasnya.

Populer

Bahlil Ketum Golkar Kalah Trending Azizah Andre Rosiade Selingkuh

Rabu, 21 Agustus 2024 | 00:00

Beredar Kabar, Anies Baswedan Besok Didaftarkan 4 Parpol ke KPU

Rabu, 28 Agustus 2024 | 18:10

Massa Geruduk Rumah Ketua BPIP Imbas Larangan Paskibraka Perempuan Pakai Jilbab

Senin, 19 Agustus 2024 | 17:20

Hasil Munas Digugat, Bahlil Lahadalia Bisa Batal jadi Ketum Golkar

Jumat, 23 Agustus 2024 | 20:11

Polemik Lepas Hijab, PGI Nusantara Bakal Geruduk BPIP

Senin, 19 Agustus 2024 | 22:13

Senior Golkar Mulai Kecewa pada Kepengurusan Bahlil

Sabtu, 24 Agustus 2024 | 19:02

Inilah Susunan Pengurus Golkar Periode 2024-2029, Tak Ada Jokowi dan Gibran

Kamis, 22 Agustus 2024 | 15:58

UPDATE

DPR Minta Pemerintah Lebih Gencar Edukasi Konsumsi Ikan

Jumat, 30 Agustus 2024 | 01:48

Diusung PKS, Yasyir Ridho: Saya Masih Golkar, Kalau Menang Didukung Kembalinya Itu!

Jumat, 30 Agustus 2024 | 01:25

Telkom Komitmen Jalankan Bisnis Berkelanjutan Lewat EXIST

Jumat, 30 Agustus 2024 | 01:20

Diawasi Bawaslu RI

Jumat, 30 Agustus 2024 | 01:10

Diarak Konvoi Motor, Bursah-Widya Daftar Pilbup Lahat 2024

Jumat, 30 Agustus 2024 | 00:59

Ekonomi Biru Kunci Sukses Keberlanjutan dan Kesejahteraan

Jumat, 30 Agustus 2024 | 00:45

Partai Negoro Endus Permainan Jokowi-Mega dalam Kebohongan

Jumat, 30 Agustus 2024 | 00:20

KBRI Mesir Bahas Promosi Produk Indonesia Bersama Kadin Fayoum

Jumat, 30 Agustus 2024 | 00:05

Mantan Kakanwil Bea Cukai Riau Siap Jalani Persidangan

Kamis, 29 Agustus 2024 | 23:41

Pakar Apresiasi Langkah Bahlil Batasi BBM Subsidi

Kamis, 29 Agustus 2024 | 23:11

Selengkapnya