Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Peringatan Darurat! Kelas Menengah Menyusut 9,48 Juta Sejak 2019

KAMIS, 29 AGUSTUS 2024 | 09:33 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Jumlah kelas menengah RI terus menyusut pada tahun 2024 ini menjadi hanya 47,85 juta orang atau 17,13 persen dari total populasi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka ini menurun 9,48 juta dibandingkan dengan tahun 2019, di mana kelas menengah masih mencapai 57,33 juta orang atau 21,45 persen dari total penduduk.

"Jumlah dan persentase penduduk kelas menengah mulai menurun pasca pandemi, sebaliknya jumlah dan persentase penduduk menuju kelas menengah meningkat," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (29/8).


Sementara, jumlah kalangan menuju kelas menengah justru dilaporkan naik dari 128,85 juta orang atau 48,2 persen total populasi pada 2019, menjadi 137,5 juta atau 49,22 persen pada 2024.

Amalia menjelaskan bahwa kelas menengah diukur berdasarkan pengeluaran per kapita per bulan yang berkisar antara Rp2.040.262 hingga Rp9.909.844, atau 3,5 hingga 17 kali garis kemiskinan yang ditetapkan oleh Bank Dunia.

Sedangkan kelompok menuju kelas menengah memiliki pengeluaran berkisar antara Rp874.398 hingga Rp2.040.262 per kapita per bulan.

Namun, ia mencatat bahwa pengeluaran rata-rata kelas menengah cenderung mendekati batas bawah kategori tersebut, yang menunjukkan bahwa banyak di antara mereka rentan turun ke kategori kelas bawah.

"Hal tersebut mengindikasikan kelompok kelas menengah akan lebih sulit untuk lompat menuju kelas atas dan rentan untuk jauh ke kelompok menuju kelas menengah bahkan rentan miskin," kata Amalia, dikutip Kamis (29/8).

Dengan kondisi ini, Amalia menekankan pentingnya data ini menjadi catatan bagi pemerintah karena kelas menengah dan menuju kelas menengah akan menjadi bantalan perekonomian di masa mendatang.

Pasalnya, kelas menengah dan kelompok menuju kelas menengah saat ini mencakup sekitar 66,6 persen dari total penduduk Indonesia dan menyumbang 81,49 persen dari total konsumsi masyarakat.

"Oleh sebab itu, penguatan daya beli diperlukan tidak hanya untuk kelompok miskin tetapi juga kelas menengah terutama menuju kelas menengah," tuturnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya