Berita

PT ThorCon Power Indonesia menyerahkan proposal pembangunan PLTN kepada Dewan Energi Nasional/Ist

Bisnis

Proposal Pembangkit Nuklir Sudah Masuk ke Dewan Energi Nasional

SENIN, 26 AGUSTUS 2024 | 19:04 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Dewan Energi Nasional dilaporkan telah menerima proposal persiapan implementasi TMSR500 untuk menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di Indonesia.

Proposal tersebut diserahkan PT ThorCon Power Indonesia setelah berkolaborasi dengan Badan Besar Strategi dan Kebijakan Energi (BBSP), Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (KEBTKE), Kementerian ESDM, Engineering Research and Innovation Center Fakultas Teknik UGM, PT PLN Enjiniring, dan Universitas Bangka Belitung (UBB).

Anggota Dewan Energi Nasional unsur akademisi, Agus Puji Prasetyono berharap, PLTN pertama bisa mentransmisikan listrik ke PLN di tahun 2032.


Target tersebut lantaran untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Jawa yang diprediksi mengalami kekurangan sebesar 2 GW di tahun 2034. Secara nasional, kebutuhan listrik juga diprediksi akan defisit 8-10 GW di tahun 2040.

"Proses hilirisasi dan inovasi yang diandalkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi memerlukan energi baseload yang kuat dan stabil, sementara potensi ET baseload di Indonesia sangat kecil. Diprediksi hanya PLTN yang dapat memenuhi kebutuhan energi tersebut," kata Agus Puji dalam dikutip, Senin (26/8).

Dengan keberadaan PLTN pertama, Indonesia diyakini tidak akan hanya menjadi pemakai teknologi PLTN import, namun akan menjadi provider PLTN Merah Putih dan ekspor ke luar negeri.

Sementara itu, Direktur Operasi PT ThorCon Power Indonesia, Bob S Effendi berharap proposal tersebut bisa menjadi dasar pengambilan keputusan strategis untuk menyediakan payung hukum dalam pembangunan PLTN di Indonesia.

"Saya yakin kami adalah perusahaan nuklir yang paling siap membangun PLTN, dengan berbagai kajian yang telah dilakukan. Kami berada 3 tahun di depan perusahaan lainya," kata Bob S Effendi.

ThorCon Power menargetkan harga jual listrik kurang dari 6,9 sen Dolar per kWh dengan Commercial Operation Date (COD) pada 2030 di Pulau Kelasa, Bangka Belitung.

ThorCon Power juga berencana menambah 7 unit PLTN atau setara 3500 MW dengan target harga jual kurang dari 6,5 sen Dolar per kWh dan COD sebelum tahun 2035.

Harga ini sudah mencakup manajemen limbah, decommissioning, dan transmisi ke Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) PLN terdekat.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya