Berita

Ilustrasi/Ist

Bisnis

Terpengaruh Harga Tinggi dan Pilpres, Sektor Properti AS Merosot

SENIN, 26 AGUSTUS 2024 | 10:11 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Harga tinggi dan kekhawatiran mengenai pemilihan presiden AS mendatang ikut mempengaruhi industri properti di Amerika Serikat (AS) 

Dikutip dari Fox News, Senin (26/8), atas dua alasan tersebut, sebanyak 60.000 warga Amerika membatalkan kesepakatan pembelian rumah mereka pada Juli tahun ini.

Meskipun penjualan rumah mengalami kenaikan sedikit bulan lalu, namun penjualan tersebut masih merupakan level Juli terendah yang pernah tercatat, menurut laporan baru dari pialang real estat Redfin.


"Penjualan rumah yang sudah ada naik 0,6 persen bulan ke bulan pada Juli, tetapi turun 2 persen tahun ke tahun, menjadi tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 4.094.991. Itu adalah tingkat terendah dalam catatan sejak tahun 2012," tulis Lily Katz dari Redfin.

Perusahaan real estate itu mencatat penjualan tertunda juga turun ke level terendah dalam catatan bulan mana pun selain April 2020, ketika pandemi Covid-19 pertama kali menghambat transaksi dan rantai pasokan.

Sementara suku bunga rata-rata untuk hipotek 30 tahun telah turun menjadi 6,49 persen, turun dari puncaknya sebesar 7,22 persen pada Mei, banyak pembeli rumah menunggu untuk melihat apakah suku bunga akan turun lebih lanjut. Pembeli rumah juga khawatir tentang harga rumah yang masih mendekati rekor tertingginya.

Redfin menemukan bahwa harga jual rata-rata rumah meningkat 4,1 persen tahun ke tahun pada Juli menjadi 439.170 dolar AS.

Nicole Stewart, seorang agen real estat Redfin yang berkantor di Boise, Idaho, mengatakan para pembeli rumah juga telah menyatakan kekhawatiran mereka tentang pemilu November.

"Banyak orang juga khawatir tentang iklim politik. Mereka mampu membeli tetapi menundanya karena tidak jelas bagaimana keadaan negara ini dalam enam bulan. Meskipun pada kenyataannya, siapa yang menduduki Kantor Oval mungkin tidak akan banyak memengaruhi pasar perumahan," katanya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya