Berita

Kampus IAIN Kudus dihebohkan aksi dugaan tindak pelecehan seksual yang dialami sejumlah mahasiswinya yang diduga dilakukan oknum pegawai kampus setempat/RMOLJateng

Nusantara

Magang di Pengadilan Agama, Sejumlah Mahasiswi IAIN Kudus Jadi Korban Pelecehan

MINGGU, 18 AGUSTUS 2024 | 06:58 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Kasus dugaan tindak pelecehan seksual kembali menghebohkan dunia pendidikan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Kasus asusila kali ini menimpa sejumlah mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus yang magang di Pengadilan Agama (PA) setempat.

Kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan pelaku berinisial S yang merupakan oknum tenaga pendidikan di kampus setempat langsung tersebar dan viral di media sosial. Dugaan pelecehan seksual ini pertama kali diunggah oleh akun Instagram @lawan_pencabulan dan situs web HMI Komisariat Dakwah Ushuluddin.

Dugaan tindakan pelecehan seksual itu dialami sejumlah mahasiswi IAIN Kudus saat mereka melakukan tugas magang di PA Kudus Kelas I A pada 18 Juli 2024 lalu.

Informasi yang dihimpun RMOLJateng, tugas magang ini merupakan persyaratan wajib bagi para mahasiswa IAIN setempat, sebagai tempat untuk mengaplikasikan ilmu dan teori yang didapatkan di kampus dan dipraktikan langsung di institusi di mana mereka ditempatkan untuk magang. 

“Kegiatan magang yang seharusnya menjadi tempat mencari pengalaman mahasiswi mengaktualisasikan ilmunya, malah menjadi tempat yang memberikan trauma berat bagi mereka karena mendapat perlakuan pelecehan seksual,” seperti yang dikutip dari @lawan_pencabulan.

Aksi yang mencoreng dunia perguruan tinggi di Kota Kretek ini terjadi pada 23 Juli 2024. Kala itu, pihak Pengadilan Agama Kudus melaksanakan kegiatan mediasi dalam kasus perceraian. Sebelum mediasi berlangsung, oknum S yang juga bertugas sebagai tenaga mediator nonhakim dan salah seorang mahasiswi magang berada di dalam ruang mediasi.

Keberadaan mahasiswi bersama pelaku S yang juga menjadi tenaga lepas di PA Kudus itu seharusnya untuk menyiapkan proses mediasi kasus perceraian yang akan digelar. Namun saat kondisi ruangan kosong, justru dimanfaatkan pelaku S melakukan pelecehan seksual.

Disebutkan bahwa oknum S merupakan mediator nonhakim yang melakukan praktik di ruang mediasi PA Kudus setiap Selasa dan Kamis.

Usai menjadi korban nafsu birahi S, mahasiswi IAIN Kudus  itu pun mengalami shock berat. Korban pun tidak berani menceritakan kejadian tersebut kepada teman-teman dalam kelompoknya.

Selang satu minggu kemudian, korban yang enggan disebutkan identitasnya baru berani mengungkapkan aksi pelecehan tersebut kepada teman-teman magangnya. Ternyata di luar dugaan, sejumlah mahasiswi lainnya juga mengaku mendapat perlakuan sama oleh pelaku S.

Sehingga diduga kasus tersebut bukan hanya sekali terjadi. Untuk itu, tujuh mahasiswi yang menjadi korban sempat bersepakat bahwa saat piket di ruang mediasi, akan ditemani 2 orang dan tidak sendirian bersamaan pelaku mendapatkan jadwal praktik.

Namun usulan itu justru ditolak pembina magang dan tidak mengizinkannya dengan sejumlah pertimbangan.

Setelah tugas magang berakhir, tujuh mahasiswi IAIN Kudus ini sempat dimintai respons pihak Wakil Ketua Hakim apakah ada kejadian yang tidak mengenakan saat tugas magang berlangsung di PA setempat.

Tujuh mahasiswi ini pun menceritakan kejadian tak sepantasnya yang dialami mereka kepada Wakil Ketua Hakim PA Kudus. Beberapa hari kemudian, tujuh mahasiswa IAIN Kudus diundang kembali pihak PA Kudus untuk menandatangani surat pernyataan tanpa diketahui isi surat tersebut.

Sementara itu, Rektor IAIN Kudus Prof. Abdurrohman Kasdi mengaku telah mendengar informasi yang diduga menimpa sejumlah mahasiswinya saat bertugas magang di PA Kudus.

“Saya baru tahu tadi pagi, saya kroscek dan rapat koordinasi secepatnya,” ujar Prof Abdurrohman, Sabtu (17/8).

Hal serupa disampaikan Taqiyusinna selaku perwakilan tim Humas IAIN Kudus. Yusi, sapaan akrabnya, juga mengaku baru mengetahui informasi tersebut.

“Kami masih melakukan kroscek benar dan tidaknya informasi itu,” imbuh Yusi.

Di lain sisi, pihak Pengadilan Agama Kelas 1 A Kabupaten Kudus belum berhasil dikonfirmasi. Namun dari penjelasan salah satu staf PA Kudus, disarankan untuk melakukan konfirmasi langsung ke bagian Humas PA Kudus di saat jam hari kerja aktif.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya