Tim gabungan yang terdiri dari personel Satgas Ops Damai Cartenz-2024, Satgas Amole, dan Anggota Brimob Batalyon B Pelopor mengibarkan bendera Merah Putih di puncak Gunung Cartensz, titik tertinggi Indonesia dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut pada Jumat (16/8)./Ist
Tim gabungan yang terdiri dari personel Satgas Ops Damai Cartenz-2024, Satgas Amole, dan Anggota Brimob Batalyon B Pelopor mengibarkan bendera Merah Putih di puncak Gunung Cartensz, titik tertinggi Indonesia dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut.
Iptu Abdul Hamid bersama tim melakukan perjalanan epik selama waktu empat hari, dengan berbagai rintangan dan persiapan matang yang harus ditempuh.
Perjalanan dimulai dari Markas Komando (Mako) Batalyon B Pelopor Satbrimob Polda Papua, di mana seluruh tim menghabiskan hari pertama dengan latihan dasar penggunaan alat pendakian gunung es.
Tim juga mempelajari teknik mendaki dengan alat-alat khusus seperti crampon, tali pendakian, dan kapak es. Pelatihan intensif ini bertujuan guna mempersiapkan fisik dan mental anggota tim menghadapi kondisi ekstrem di pegunungan.
Usai menyelesaikan latihan dasar, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke Gresberg, wilayah milik PT Freeport Indonesia, untuk melakukan aklimatisasi.
Percobaan pertama terjadi di ketinggian 4.285 meter, dimana tim menghadapi tantangan perubahan suhu dan penurunan kadar oksigen yang signifikan.
Namun, para insan putra terbaik Indonesia ini tidak patah semangat, mereka beradaptasi dengan dinginnya suhu dan tekanan udara yang rendah, dengan cepat.
Pagi hari di hari ketiga, rombongan dilepas oleh Dansat Brimob Polda Papua Kombes John.S. Sitanggang dan Danmen 1 Pasukan Brimob 3 pelopor Kombes Danu Windarto di Bale Dam, area milik PT Freeport Indonesia.
Pada pukul 11.00 WIT, mereka mulai menapaki jalur pendakian yang terjal dan panjang menuju basecamp.
Jalur ini melintasi beberapa danau dengan pemandangan yang indah, dimulai dari Danau 1 pada pukul 12.00 WIT, lalu Danau 2 dan Danau 3, hingga akhirnya tiba di basecamp pada pukul 15.00 WIT.
Selain perubahan suhu yang drastis, mencapai 2 derajat celcius, serta menipisnya oksigen, rombongan juga dihadapkan pada cuaca yang tidak bersahabat dengan turunnya hujan.
Sesampainya di basecamp, tim segera mendirikan tenda dan kembali beristirahat untuk memulihkan tenaga.
Meskipun beberapa anggota mengalami gejala pusing dan sesak napas akibat minimnya oksigen, mereka telah dipersiapkan dengan perlengkapan obat dan oksigen tambahan untuk mengatasi kondisi tersebut.
Pada hari yang dinanti, pukul 08.00 WIT, tim kembali memulai perjalanan menuju puncak Jayawijaya.
Jalur sepanjang 2 km yang harus dilalui memiliki tantangan tersendiri, dengan curamnya tebing dan bebatuan yang memenuhi jalur. Beruntung, pada saat itu cuaca cerah pagi dan membantu mempercepat langkah tim.
Tiba di lidah es pada pukul 11.30 WIT, rombongan menggunakan peralatan pendakian es yang telah dipersiapkan.
Mereka memasang crampon pada sepatu, mengamankan tali pada body harness, dan memegang erat kapak es serta tongkat pendakian.
Selanjutnya, pada pukul 11.45 WIT, tim beranjak bergerak secara teratur menuju puncak.
Akhirnya, seluruh rombongan tiba di puncak es pada Jumat (16/8) tepat pukul 12.00 WIT.
Di puncak tertinggi Indonesia, bendera Merah Putih dikibarkan dengan penuh kebanggaan, diiringi penghormatan kepada tanah air tercinta.
Sebuah momen yang membanggakan dan mengharukan, simbol persatuan dan semangat juang bangsa Indonesia.
Setelah berhasil mengibarkan bendera, rombongan segera turun menuju basecamp dengan hujan es yang kembali menyapa.
Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz 2024, Kombes Bayu Suseno menyampaikan rasa bangga dan apresiasi kepada seluruh anggota tim yang telah berpartisipasi dalam pendakian ini.
"Perjalanan ini adalah bukti dari semangat juang dan dedikasi kita sebagai bangsa. Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota tim yang telah berjuang keras demi mengibarkan bendera kita di puncak tertinggi Indonesia. Ini adalah hadiah terindah untuk Hari Kemerdekaan kita yang ke-79," kata Bayu.