Berita

Ilustrasi/World Politics

Dunia

Makin Terdesak, Rusia Tetapkan Darurat Militer di Belgorod

RABU, 14 AGUSTUS 2024 | 16:10 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Status darurat militer telah ditetapkan di wilayah perbatasan Belgorod, Rusia setelah serangan intensif yang dilancarkan pasukan Ukraina.

Gubernur Belgorod Vyacheslav Gladkov mengatakan situasinya sangat sulit karena serangan yang dilancarkan setiap hari di wilayah tersebut semakin berbahaya.

"Rumah-rumah hancur, warga sipil tewas dan terluka," ujarnya, seperti dimuat BBC pada Rabu (14/8).

Penetapan status darurat di Belgorod terjadi tak lama setelah serangan militer Ukraina di perbatasan Kursk yang menyebabkan evakuasi massal dan keadaan darurat.

Belgorod terletak tepat di sebelah selatan wilayah Kursk. Lokasi ini memang kerap menjadi target militer Ukraina sejak perang meletus dua tahun lalu.

Dalam sebuah video di Telegram pada Selasa (14/8), Gubernur Belgorod meminta pemerintah untuk menyatakan keadaan darurat di tingkat federal. Ia mengatakan kota Shebekino dan desa Ustinka telah diserang oleh pesawat nirawak Ukraina.

Rusia mengatakan telah menembak jatuh 117 pesawat nirawak dalam semalam, yang terutama menargetkan empat wilayah yakni Kursk, Voronezh, Belgorod, dan Nizhny Novgorod.

Namun di hari yang sama, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukannya telah maju lebih jauh ke wilayah Rusia.

Sementara Kepala Militer Ukraina, Oleksandr Syrskyi mengklaim Kyiv telah mengendalikan 40 kilometer persegi dengan 74 pemukiman yang telah direbut.

Namun, seberapa banyak wilayah Rusia yang telah direbut tidak pasti, dan ada skeptisisme atas klaim Syrskyi yang sebelumnya mengklaim bahwa total 1.000 km persegi berada di bawah kendali Ukraina.

Ukraina mengatakan tidak akan mempertahankan wilayah Rusia yang telah direbutnya, menambahkan bahwa mereka akan menghentikan serangan jika Moskow menyetujui perdamaian yang adil.

"Semakin cepat Rusia setuju untuk memulihkan perdamaian yang adil, semakin cepat pula serangan oleh pasukan pertahanan Ukraina ke Rusia akan dihentikan," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Heorhiy Tykhy.

Populer

KPK Dapat Petunjuk Dugaan Suap PAW PDIP dari Buku Hasto

Kamis, 08 Agustus 2024 | 19:35

BHS Kritisi Usul Muhadjir soal Opsi Nasi Jagung di Program Makan Gratis

Rabu, 07 Agustus 2024 | 02:44

Pengamat: Intervensi Kekuasaan Penyebab Airlangga Mundur

Minggu, 11 Agustus 2024 | 19:13

Jokowi Makin Kasar

Senin, 05 Agustus 2024 | 08:42

Fuad Bawazier Ngaku Diperas Rp4 Miliar

Kamis, 08 Agustus 2024 | 12:41

PKS Harus Ikhlas Terima PDIP Bergabung Usung Anies

Senin, 12 Agustus 2024 | 08:18

Buruh dan Penjual Warung Ini Beberkan Biaya Masuk Akpol

Senin, 05 Agustus 2024 | 00:33

UPDATE

DPR Endus Upaya Diskriminatif dalam Pelarangan Paskibraka Berhijab

Rabu, 14 Agustus 2024 | 16:03

Dasco Ungkap Tiga Parpol Baru Gabung KIM

Rabu, 14 Agustus 2024 | 15:56

Paskibraka Copot Hijab Mundur ke Zaman Orba

Rabu, 14 Agustus 2024 | 15:48

BPKH Resmikan Kampung Haji di Sukabumi Untuk 129 Keluarga Terdampak Bencana Longsor

Rabu, 14 Agustus 2024 | 15:40

Jokowi Tunggangi Golkar untuk Amankan Gibran

Rabu, 14 Agustus 2024 | 15:17

Imigrasi Usul Bentuk Pusat Koordinasi AMICF

Rabu, 14 Agustus 2024 | 14:59

Tukang Kayu Ingin Langgengkan Kekuasaan Seumur Hidup

Rabu, 14 Agustus 2024 | 14:56

Sosok "S" Pendamping RK Diumumkan Sehari Setelah HUT Kemerdekaan

Rabu, 14 Agustus 2024 | 14:51

Menteri dan Ribuan Pemukim Israel Serbu Masjid Al-Aqsa

Rabu, 14 Agustus 2024 | 14:45

Para Pedagang Mau Gugat Larangan Jual Rokok Eceran ke MA

Rabu, 14 Agustus 2024 | 14:44

Selengkapnya