Berita

Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Hasan Sheikholeslami saat berkunjung di kediaman Duta Besar Iran di Jakarta pada Selasa, 13 Agustus 2024/RMOL

Dunia

Ini Cara Ekonomi Iran Bertahan di Tengah Sanksi Internasional

SELASA, 13 AGUSTUS 2024 | 22:27 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Perekonomian Iran bangkit dan mampu bertahan meski sudah beberapa dekade dijatuhi sanksi internasional dari berbagai negara.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Hasan Sheikholeslami mengungkap cara Iran mengembangkan perekonomiannya di tengah sanksi yang menyulitkan.

Dijelaskan Sheikholeslami, Iran merupakan negara dengan lokasi strategis, kaya minaral dan juga memiliki sektor industri maju. Belum lagi di bidang teknologi, nuklir Iran merupakan salah satu yang termaju di dunia.


Dengan modal tersebut, Wamenlu menyebut Iran selama ini telah menerapkan strategi ekonomi pertahanan yang dilakukan melalui perluasan kerjasama dengan negara-negara tetangga.

"Pendekatan dan normalisasi hubungan dengan beberapa negara tetangga seperti Arab Saudi, Bahrain dan juga dalam waktu yang dekat dengan Mesir dan beberapa negara tetangga lainnya telah membuat kemajuan dengan ekonomi Iran," ungkap Sheikholeslami saat berkunjung di kediaman Duta Besar Iran di Jakarta pada Selasa (13/8).

Selain itu, kata Wanlu, Iran juga mengembangkan kerjasama ekonomi dengan negara-negara di Timur, seperti Rusia, China dan India. Kemudian di benua Afrika dan Amerika Latin.

"Perluasan hubungan ini bukan hanya membuat ekonomi Iran selamat, tetapi ekonomi negara kitapun maju berdasarkan data statistika," tegasnya.

Disebutkan Wamenlu, Iran tahun lalu berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonomi di angka 5 persen.

Menurut Sheikholeslami, sanksi merupakan tantangan besar bagi perekonomian Iran. Tetapi di sisi lain itu juga mampu mendorong mereka lebih mandiri dan maju dengan kekuatannya sendiri.

"Tentu saja sanksi juga memberikan sebuah kesempatan untuk meningkatkan daya upaya dari negara kami," kata dia.

Wamenlu juga menambahkan bahwa negara-negara Barat yang menjatuhkan sanksi pada Iran telah melewatkan kesempatan untuk mendapat keuntungan dari kerjasama tersebut.

"Negara-negara yang menjatuhkan sanksi kepada negara kami, mereka adalah orang-orang yang membatasi dirinya dari kesempatan ekonomi dan investasi di Iran," tegasnya.

Sanksi ekonomi terhadap Iran telah menjadi topik yang mendapat perhatian luas di tingkat internasional selama beberapa dekade terakhir.

Amerika Serikat mulai menjatuhkan berbagai macam sanksi ekonomi sejak berakhirnya rezim Shah Reza Pahlavi dan putusnya hubungan diplomatik dengan Iran pada 4 November 1979.

Sanksi terhadap Iran tidak hanya diberlakukan oleh Amerika Serikat, tetapi juga PBB dan Uni Eropa.
 
Pada tahun 2006, PBB mulai memberlakukan serangkaian sanksi terhadap Iran sebagai tanggapan terhadap program nuklirnya yang kontroversial.

Sanksi-sanksi ini mencakup larangan impor senjata, pembatasan perdagangan barang-barang terkait nuklir, dan pembekuan aset-aset terkait pemerintah Iran.

Berbagai sanksi tersebut telah memberikan dampak yang signifikan terhadap ekonomi Iran. Pembatasan terhadap ekspor minyak, salah satu sumber pendapatan utama negara ini, telah menimbulkan tekanan ekonomi yang besar.

Mata uang rial Iran mengalami depresiasi yang signifikan, inflasi melonjak, dan akses terhadap teknologi dan investasi asing terhambat. Sektor perbankan Iran juga terkena dampak, dengan pembatasan akses terhadap sistem keuangan internasional.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya