Berita

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang meresmikan Pilot Plant Fraksionasi TTKS di Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBSPJIA) Bogor/Dok. Kemenperin

Bisnis

Kemenperin Luncurkan Pilot Plant Fraksionasi Tandan Kosong Kelapa Sawit

JUMAT, 09 AGUSTUS 2024 | 10:37 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kementerian Perindustrian meluncurkan Pilot Plant Fraksionasi Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). 

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang meresmikan Pilot Plant Fraksionasi TTKS  di Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBSPJIA) Bogor, mengatakan bahwa Pilot Plant ini merupakan upaya Kemenperin yang konsisten menjalankan amanat Presiden RI untuk Hilirisasi Industri berbasis Sumber Daya Alam dan menumbuhkan Industri Hijau yang berkelanjutan.

Kelapa sawit merupakan salah satu program prioritas hilirisasi industri dalam rangka meningkatkan nilai tambah komoditas ekspor. 

Ia memaparkan bahwa nilai ekonomi sektor perkelapasawitan hulu hingga hilir nasional mencapai lebih dari Rp750 triliun, setara dengan 3,5 persen dari PDB Nasional pada tahun 2023. 

"Angka ini berpotensi akan terus bertambah melalui inovasi teknologi, dari yang sebelumnya berpusat pada hilirisasi minyak sawit, menjadi semakin luas, termasuk pengolahan biomassa kelapa sawit," jelas Menperin Agus dikutip Jumat (9/8).

Ia mengharapkan fasilitas Pilot Plant ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat pemangku kepentingan industri, termasuk pengolahan biomassa kelapa sawit, yang selama ini masih terabaikan. 

Harapan selanjutnya melalui program ini adalah peningkatan nilai tambah dan diversifikasi produk turunan sawit, potensi penciptaan lapangan kerja dan peningkatan investasi nasional, substitusi impor, dan penguasaan teknologi oleh konsorsium dalam negeri.

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri, Andi Rizaldi, menyampaikan bahwa penguasaan teknologi fraksionasi TKKS pada skala pilot dapat digunakan untuk meningkatkan pemanfaatan dan optimalisasi TKKS untuk diproses dan menghasilkan prekursor bernilai tinggi seperti Glukosa, Xilosa, dan Lignin (GXL).

Populer

KPK Dapat Petunjuk Dugaan Suap PAW PDIP dari Buku Hasto

Kamis, 08 Agustus 2024 | 19:35

Edi Slamet Irianto, Kandidat Kepala BPN Berjuluk Hand of Midas

Sabtu, 03 Agustus 2024 | 11:32

Putra Putri TNI-Polri Minta Polisi Tangkap Alvin Lim

Sabtu, 03 Agustus 2024 | 02:24

BHS Kritisi Usul Muhadjir soal Opsi Nasi Jagung di Program Makan Gratis

Rabu, 07 Agustus 2024 | 02:44

Pengamat: Intervensi Kekuasaan Penyebab Airlangga Mundur

Minggu, 11 Agustus 2024 | 19:13

Jokowi Makin Kasar

Senin, 05 Agustus 2024 | 08:42

Fuad Bawazier Ngaku Diperas Rp4 Miliar

Kamis, 08 Agustus 2024 | 12:41

UPDATE

Parpol, Golkar, dan Demokrasi

Selasa, 13 Agustus 2024 | 10:06

Emas Antam Naik Rp18 Ribu, Bersinar Jadi Segini

Selasa, 13 Agustus 2024 | 10:05

Harga Minyak Dunia Melonjak Tiga Persen, Brent jadi 82,30 Dolar AS per Barel

Selasa, 13 Agustus 2024 | 09:51

Tolak Intimidasi, Presiden Iran Tegas Bakal Balas Israel

Selasa, 13 Agustus 2024 | 09:47

Jelang Pleno, Tidak Ada Persiapan Khusus di Markas Beringin

Selasa, 13 Agustus 2024 | 09:45

Demurrage Impor Beras Merusak Lintas Sektor Ekonomi dan Politik

Selasa, 13 Agustus 2024 | 09:34

Investasi Rp2,6 Triliun, Intiland Mulai Bangun Hunian di IKN

Selasa, 13 Agustus 2024 | 09:28

Polisi Cokok Garong Motor Spesialis Gang Sempit

Selasa, 13 Agustus 2024 | 09:26

Kemenperin Buka Kelas Industri Baja, Pertama di Indonesia

Selasa, 13 Agustus 2024 | 09:12

PKB Solusi Bangsa

Selasa, 13 Agustus 2024 | 08:58

Selengkapnya