Berita

Sebaran titik api di hutan Indonesia/Ist

Nusantara

Menteri LHK Diminta Tiru Negara Tetangga Atasi Kebakaran Hutan

RABU, 31 JULI 2024 | 12:25 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Sebaran titik api atau panas (hotspot) di Indonesia sudah mencapai lebih dari 1.000 titik.  

Sebagaimana data yang dilansir dari situs BMKG, Pulau Kalimantan menjadi wilayah terbanyak dengan 465 titik, disusul Sumatera 192 titik, Pulau Jawa 44 titik, Nusa Tenggara 27 titik, Sulawesi 14 titik dan titik lainnya di berbagai daerah Indonesia.

Politikus Partai Gerindra Bambang Haryo Soekartono mengaku prihatin dengan kondisi tersebut karena bisa menganggu kesehatan, terutama anak-anak kecil yang terkena ISPA, bahkan mengkibatkan kematian.

"Termasuk juga mengganggu ekonomi, industri, pariwisata dan sebagainya," kata Bambang dalam keterangannya, Rabu (31/7).

Asap kebakaran hutan inilah yang menjadi penyebab polusi di kota-kota wilayah Jawa sebelah Utara, seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya ada di ambang batas tidak sehat. Demikian juga flora fauna yang sangat spesifik hutan wilayah tersebut akan punah. 

Dikatakan anggota DPR-RI terpilih periode 2024-2029 ini, seharusnya pemerintah khususnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) segera mengambil langkah preventif dengan menyiram hutan hutan sebanyak satu minggu sekali, seperti yang dilakukan oleh negara tetangga.

"Kita bisa melihat Malaysia Semenanjung dan Malaysia Kalimantan sebesar 32 juta hektare, serta Brunei Darussalam sebesar 527.000 hektare, dan juga Thailand sebesar 51 juta hektare, tidak ada satupun titik nyala api," kata Bambang.

Sebabnya pemerintah negra-negara tetangga itu melakukan pencegahan dengan menyiram secara rutin sebanyak satu minggu sekali pada saat wilayah mereka sedang musim kemarau. Sedangkan hutan di Indonesia tinggal sekitar 80 juta hektare terbakar lebih dari 2000 titik.

"Tentu ini menjadi tanggung jawab Kementerian Kehutanan, karena telah diberikan anggaran dan fasilitas yang sangat besar, tetapi tidak bergerak melakukan pencegahan dengan rekayasa cuaca atau penyemprotan menggunakan armada pesawat yang ada," pungkas Bambang.


Populer

Pesawat Nepal Jatuh, Hanya Satu Orang yang Selamat

Rabu, 24 Juli 2024 | 15:16

Menkeu: Inggris Bangkrut, Kondisi Keuangan Hancur

Minggu, 28 Juli 2024 | 17:54

KPK Bakal Audit Semua Rumah Sakit Telusuri Dugaan Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:51

Pemindahan Ibu Kota Negara Ambisi Picik Jokowi

Sabtu, 27 Juli 2024 | 01:29

GMPH Desak KPK Usut Dugaan Penyalahgunaan Kekuasaan Cak Imin

Senin, 29 Juli 2024 | 12:54

KPK Tindak Tiga Rumah Sakit Pelaku Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:17

Christine Hutabarat Dicecar Soal Akuisisi Diduga Korupsi di ASDP

Rabu, 24 Juli 2024 | 13:52

UPDATE

Pilkada Jakarta Diwarnai Demokrasi Siasat

Rabu, 31 Juli 2024 | 11:54

AS No Komen Soal Kematian Ismail Haniyeh

Rabu, 31 Juli 2024 | 11:51

Parpol Khawatir Anies Punya Karakter Mirip Jokowi

Rabu, 31 Juli 2024 | 11:49

Dua Ribu Ton Gula Kasus Korupsi PT SMIP Disita Kejagung

Rabu, 31 Juli 2024 | 11:41

Ngamuk, Presiden Venezuela Tantang Elon Musk Berkelahi

Rabu, 31 Juli 2024 | 11:36

Ribuan Personel Polri Kawal Demo Pembentukan Kabupaten Cilangkahan

Rabu, 31 Juli 2024 | 11:34

Kejagung Tangkap Oknum TNI terkait Korupsi Penyaluran Kredit Prajurit Rp55 M

Rabu, 31 Juli 2024 | 11:34

Petinggi Hamas Ismael Haniyeh Tewas di Iran

Rabu, 31 Juli 2024 | 11:30

Amanah Gali Potensi Teman Tuli Melalui Pelatihan Pramusaji

Rabu, 31 Juli 2024 | 11:26

Pemilu Demokratis Makin Suram jika KPU Tak Dorong Jokowi Sahkan Pengganti Hasyim

Rabu, 31 Juli 2024 | 11:17

Selengkapnya