Berita

Travelator Pasar Tumenggungan Kebumen, Jawa Tengah/Ist

Nusantara

Terkendala Anggaran Perawatan, Travelator Pasar Tumenggungan Rusak Tak Berfungsi

SELASA, 30 JULI 2024 | 22:25 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Dibangun dengan anggaran mencapai Rp4 miliar, nyatanya travelator Pasar Tumenggungan Kebumen, Jawa Tengah, yang seharusnya mempermudah mobilitas pengunjung malah tidak berfungsi.

Keluhan tidak berfungsinya travelator itu, disuarakan pedagang pasar di samping juga keluhan sepinya pengunjung.

Dikeluhkan pedagang, sejak pertama kali dibangun pada 2012 lalu dan diresmikan, travelator disebut sudah tidak berfungsi. Kondisinya semakin parah karena terlihat kaca pembatasnya pada pecah.


"Kalau tidak berfungsi sudah lama banget 10 tahun lebih lah. Katanya biaya listriknya mahal, tapi kalau sudah lama nggak berfungsi bisa jadi rusak," ujar salah seorang pedagang lampu hias Mukharir, Selasa (30/7).

Mukharir mengakui dulu di awal-awal setelah peresmian sempat berfungsi. Namun tidak lama kemudian mati.

Dia pun berharap travelator bisa kembali jalan, karena adanya travelator tujuan utamanya adalah membuat pasar menjadi modern, dan bisa meramaikan pasar, atau meningkatkan daya beli masyarakat.

"Dulu adanya travelator kan tujuannya biar pasar bisa semakin ramai pengunjungnya. Semakin modern, tapi malah nggak berfungsi alasannya listrik mahal," sesalnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disperindag KUKM) Kebumen, Haryono Wahyudi, mengakui saat ini empat travelator di pasar Tumenggungan dalam kondisi rusak. Kerusakannya pun sudah sudah cukup lama, setelah peresmian.

"Sempat dilakukan perbaikan, tapi rusak lagi karena biayanya mahal, sekali perbaikan bisa sampai Rp50 juta. Kita tidak ada lagi anggaran untuk perbaikan," tuturnya.

Haryono menyebut, proyek pembangunan travelator ini dikerjakan bersamaan dengan pembangunan pasar oleh PT Relis Sapindo Utama. Total anggaran mencapai Rp4 miliar, dan khusus travelator sekitar Rp1 Miliar.

Dia pun turut menyayangkan karena travelator sudah rusak parah, dan membutuhkan anggaran besar untuk perbaikan.

"Sekali perbaikan bisa menghabiskan sekitar Rp50 juta, sedangkan biaya listrik per bulan mencapai Rp20 juta atau sekitar Rp750 ribu per hari. Dengan operasional dari pagi hingga pukul 16.00," terangnya.

"Ini tidak sebanding dengan retribusi yang diperoleh pasar hanya mencapai sekitar Rp 800 juta per tahun," pungkasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya