Berita

Presiden Jokowi

Bisnis

Bos Judol 'T' Bikin Keder Rezim Jokowi, IHSG Tetap Cerah

SENIN, 29 JULI 2024 | 14:58 WIB | OLEH: ADE MULYANA

Perkembangan sentimen domestik yang menjadi perhatian investor terlihat mengejutkan sejak akhir pekan lalu. Adalah pernyataan pimpinan BP2MI yang menjadi viral hingga akhirnya menyita perhatian pelaku pasar.

Pernyataan mengenai adanya bandar judi online berinisial 'T' yang kebal hukum, menjadi gempar dan mengundang atensi publik yang besar. Pernyataan menjadi semakin heboh ketika Presiden Jokowi dan sejumlah pejabat tinggi negara justru terkesan menghindar untuk memberikan penjelasan yang memuaskan publik. Situasi ini semakin mengesankan betapa kuatnya posisi 'T' hingga untuk sekedar menyebutkan namanya saja, semua pihak belum menunjukkan keberaniannya.

Presiden Jokowi yang segera menutup masa jabatannya dalam tiga bulan ke depan, kini semakin memperlihatkan memudarnya kekuasaan. Dan populernya Bos Judol 'T' terkesan membikin keder pemerintahan Jokowi. Situasi dan sentimen terbaru ini, sudah barang tentu akan menjadi "menu" tambahan bagi pelaku pasar di Bursa Saham Indonesia awal pekan ini, Senin 29 Juli 2024.

Namun sentimen eksternal diyakini masih akan menjadi motor utama penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) awal pekan Ini. Sentimen positif datang dari sesi perdagangan Wall Street akhir pekan lalu yang menutup dengan lonjakan tajam. sentimen berikutnya juga datang dari sesi perdagangan di Asia yang memperlihatkan gerak positif seluruh indeks.

Pelaku pasar di Asia terlihat mencoba mengikuti jejak positif Indeks Wall Street akhir pekan lalu menyusul rilis data terkini AS yang melegakan yaitu PCE Price Index. Di luar itu, pelaku pasar di Asia juga masih mengekspektasikan positif sejumlah rilis data perekonomian di China, Jepang dan Australia minggu ini.

Tekanan beli akhirnya mewarnai sesi pembukaan perdagangan di Bursa Saham Asia pagi tadi. Pantauan terkini memperlihatkan, gerak Indeks yang seragam menapak zona hijau di Asia. Dari Tokyo, Indeks Nikkei melonjak ganas 2,07 persen di 38.445,47, sementara Indeks KOSPI (Korea Selatan) melambung 1,04 persen di 2.760,4. Sedangkan indeks ASX 200 (Australia) menguat 0,82 persen di 7.986,2.

Gerak positif indeks di Asia kali Ini, tentu akan menambah daya optimis bagi pelaku pasar di Jakarta. Selain itu, investor di Bursa Saham Indonesia juga akan menaruh perhatian terhadap dua rilis data domestik penting di sepanjang pekan Ini, yaitu menyangkut Indeks PMI manufaktur dan inflasi bulanan.

Satu catatan penting bagi pelaku pasar untuk sesi perdagangan sepanjang pekan Ini, tentu akan datang dari rilis data non-farm payroll Amerika Serikat yang sering disingkat NFP, yang akan dirilis Jumat malam waktu Indonesia Barat. Sentimen rilis data NFP akan menjadi pertaruhan untuk pekan ini dan bahkan pekan depan bagi investor. Pola gerak Indeks yang kini mulai terkonsolidasi hingga rentan berbalik membentuk tren pelemahan, akan sangat menantikan rilis data tersebut untuk menentukan arah lebih jauh.

Sementara dari domestik, agenda rilis data akan terjadi pada Kamis 1 Agustus jam 07.30 wib, di mana data aktivitas manufaktur atau lebih terkenal disebut Indeks PMI manufaktur akan menyita perhatian investor. Rilis data tersebut kemudian akan disusul data penting lainnya yaitu inflasi bulanan.

Betapa pun, sentimen yang berkembang di awal pekan ini masih lumayan optimis dan IHSG boleh berharap cerah. Situasi yang mirip semoga menjalar hingga pasar uang. Gerak Rupiah yang telah merosot signifikan di sepanjang pekan lalu kini bisa sedikit berharap untuk setidaknya menghentikan laju pelemahan. Hal Ini terlebih pola gerak nilai tukar mata uang utama Dunia yang hingga pagi ini masih cenderung tenang.

Rupiah masih rentan mendekati level psikologis nya di kisaran Rp 16.300 per Dolar AS, namun dua agenda rilis data perekonomian domestik membuka harapan untuk mempertahankan Dolar AS tetap di bawah level psikologis tersebut.

Tinjauan teknikal terkini masih menunjukkan tren penguatan Rupiah yang bertahan. Namun Tren penguatan ini akan menjadi rentan bila Rupiah Kembali mengalami koreksi lanjutan dalam rentang tajam.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Kejanggalan LHKPN Wakil DPRD Langkat Dilapor ke KPK

Minggu, 23 Februari 2025 | 21:23

Jumhur Hidayat Apresiasi Prabowo Subianto Naikkan Upah di 2025

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:56

Indeks Korupsi Pakistan Merosot Kelemahan Hampir di Semua Sektor

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:44

Beban Kerja Picu Aksi Anggota KPU Medan Umbar Kalimat Pembunuhan

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:10

Wamenag Minta PUI Inisiasi Silaturahmi Akbar Ormas Islam

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:08

Bawaslu Sumut Dorong Transparansi Layanan Informasi Publik

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:52

Empat Negara Utama Alami Krisis Demografi, Pergeseran ke Belahan Selatan Dunia, India Paling Siap

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:46

Galon Polikarbonat Bisa Sebabkan Kanker? Simak Faktanya

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:34

Indra Gunawan Purba: RUU KUHAP Perlu Dievaluasi

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:31

Kolaborasi Kunci Keberhasilan Genjot Perekonomian Koperasi

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:13

Selengkapnya