Ilustrasi minuman berpemanis/Ist
Setiap orang tua atau keluarga agar mampu memberikan contoh yang baik tentang apa asupan yang baik bagi kesehatan anak-anak.
Yakni dengan membiasakan anak-anaknya untuk makan real food, buah-buahan, makanan yang dibuat sendiri di rumah, dan menghindari makan atau minuman yang ada dalam kemasan.
"Sebab dampak buruk minuman berpemanis dalam kemasan bagi kesehatan anak-anak sangatlah nyata," kata Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet dikutip Sabtu (27/7).
Apalagi, lanjut Bamsoet, gula dapat menimbulkan adiksi, sementara anak-anak belum memiliki kemampuan pengendalian diri yang baik atas apa yang dikonsumsinya.
Belakangan ini masyarakat Indonesia tengah dikejutkan dengan sebuah konten yang menyebutkan bahwa banyak anak kecil cuci darah di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Cipto Mangunkusumo.
Dokter Spesialis Anak di RSCM Eka Laksmi Hidayati membenarkan bahwa RSCM membuka layanan cuci darah untuk anak. Pasien bukan hanya berasal dari Jakarta, tapi juga dari luar Pulau Jawa.
"Saat ini total yang kami tangani untuk pasien anak yang melakukan cuci darah itu ada sekitar 60 pasien. Rata-rata usia 12 tahun ke atas jadi memang masuk kategori remaja," kata Eka dikutip dari akun Instagram RSCM Official.
Menurut Eka, jadwal cuci darah pasien anak dan remaja ini juga beragam. Ada yang memang rutin satu atau dua pekan sekali, tapi ada juga yang menjalaninya satu bulan sekali.
Ia memastikan fenomena anak cuci darah di RSCM kali ini tidak terkait dengan peristiwa gagal ginjal akibat obat sirup mengandung etilen glikol beberapa waktu lalu.
"Ada yang gagal ginjal bawaan lahir. Masalahnya macam-macam, ada yang di ginjalnya sejak lahir tumbuh kista banyak jadi fungsi ginjal terganggu ada yang lahir dengan ginjal sebelah tapi yang sebelah juga ginjalnya tidak sehat, jadi tidak ada hubungan dengan kasus tahun lalu," kata Eka.