Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, saat memaparkan hasil survei pada Kamis (25/7)/Repro
Wakil Ketua Umum Partai Golkar yang juga mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK), menjadi figur yang paling kompetitif untuk melawan petahana Anies Baswedan pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024.
Bukan hanya punya modal elektabilitas, hasil survei terbaru Indikator Politik Indonesia (IPI) menyatakan bahwa Kang Emil, sapaan akrab RK, bisa mengambil suara figur lain seperti Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Dalam survei dengan margin of error lebih kurang 3,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen itu, Indikator Politik Indonesia melakukan beberapa simulasi. Mulai simulasi
top of mind, simulasi 40 nama, simulasi 16 nama, simulasi 3 nama, sampai simulasi 2 nama.
”Dari data yang kami punya, berbagai simulasi itu, dalam simulasi
head to head nama-nama tadi (suaranya) cenderung nambah ke Ridwan Kamil. Makanya saya mengatakan bahwa Ridwan Kamil punya potensi sebagai calon yang lebih inklusif karena dia narik (suara) dari pendukung yang lain,” ungkap Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, saat memaparkan hasil survei pada Kamis (25/7).
Dalam simulasi 2 nama tersebut, elektabilitas Anies berada pada angka 50,1 persen. Sementara elektabilitas RK 38,8 persen.
Namun, mengingat RK belum melakukan aktivitas politik secara intens di Jakarta, Burhanuddin menilai gap atau selisih elektabilitas tersebut tipis.
”Tetapi, lagi-lagi di Jakarta (RK) bukan tanpa peluang. Ridwan Kamil masih terbuka peluangnya meskipun peluangnya tidak sebesar di Jawa barat. Tetapi, bukan berarti dia kartu mati di Jakarta. Karena kemampuan Ridwan Kamil untuk menarik pendukung yang lain itu lebih kuat,” papar Burhanuddin.
Burhanuddin menyebut, pendukung Ahok cenderung mengalihkan dukungan ke RK, bila figur yang mereka dukung tidak maju di Pilkada Jakarta.
"Dalam simulasi tiga nama, elektabilitas Anies ada pada angka 43,8 persen, Ahok dengan 32,1 persen, dan RK 18,9 persen. Saat Ahok dihilangkan dan tersisa Anies melawan RK, elektabilitas RK naik signifikan dan selisih elektabilitas RK dengan Anies semakin tipis. Ketika Ahok tidak masuk dalam simulasi, saya asumsikan Anies versus RK, secara langsung suara pemilih Ahok itu cenderung lari ke RK," kata Burhanuddin.
Lanjut Burhanudin, suara RK yang awalnya sekitar 18 persen langsung melonjak 20 persen jadi 38,8 persen.
"Jadi, meskipun Ahok nomor dua di bawah Anies dalam segala simulasi dan di atas Ridwan Kamil, tetapi kalau melihat tren ini sepertinya RK lebih kompetitif melawan Anies ketimbang Ahok,” tandas Burhanuddin.