Berita

Pemerhati kebijakan publik Bambang Haryo Soekartono/Ist

Bisnis

Praktisi Maritim Bantah Tingginya Biaya Logistik Akibat Transportasi Laut

RABU, 24 JULI 2024 | 16:20 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Penurunan indeks kinerja logistik (LPI) Indonesia menjadi menjadi 3,15, kalah jauh dari Singapura yang ada di posisi pertama dengan skor 4,3 dan Jepang di peringkat ke-15 dengan skor 3,9 terus menuai sorotan.

Praktisi maritim sekaligus pemerhati kebijakan publik Bambang Haryo Soekartono menyatakan bahwa penurunan itu bukan disebabkan oleh performa transportasi kita melainkan banyak faktor yang mempengaruhinya. 

“Jadi kan logistik itu lebih banyak yang dipermasalahkan adalah transportasi. Seakan-akan transportasi itu menduduki peringkat yang pertama terhadap IPL. Jadi terhadap tingginya biaya logistik yang utama pertama adalah tentu ketersediaan,” kata BHS akrab disapa kepada RMOL di Jakarta, Rabu (24/7). 

“Walaupun transportasinya bagus kayak apa tapi ketersedian barangnya kurang di pasar atau market, jadi tidak ada keseimbangan supply and demand,” tambah dia.

Survei LPI dilakukan Bank Dunia terhadap 139 negara terkait dengan kecepatan pengiriman atau pengangkutan barang, hingga pelayanan yang diberikan dalam melakukan bisnis logistik.

"Karena dalam biaya logistik, biaya transportasi itu hanya mengambil porsi yang relatif kecil sekitar 5-10 persen dibanding dengan komponen biaya inventory, biaya packaging, perizinan, bunga bank, pajak, jaminan risiko, hingga demurrage akibat keterlambatan di pelabuhan. biaya biaya diatas jauh lebih besar dibandingkan biaya transportasi logitik, sehingga tidak bisa dikatakan biaya logistik adalah hanya diakibatkan oleh biaya transport," jelasnya.

Dia juga menjelaskan bahwa biaya transportasi pun tidak bisa dipukul rata, masih terbagi lagi dengan moda transportasi yang digunakan darat, laut, kereta api, dan pesawat terbang.

“Justru yang paling besar berpengaruh adalah transportasi darat. Kenapa begitu? Karena sebelum diangkut kapal, itu distribusinya melalui transportasi darat. (5:08) Mulai dari pabrik menuju ke tempat pengepakan. Setelah pengepakan menuju ke terminal laut. (5:21) Terminal laut baru menuju ke tempat tujuan. (5:26) Nah ini yang paling efisien itu adalah di transportasi lautnya,” beber BHS.

Anggota Dewan Pakar Gerindra tersebut membantah jika transportasi laut dianggap memiliki pengaruh besar terhadap naiknya biaya logistik.

“Tapi yang paling membutuhkan biaya banyak di transportasi itu adalah di transportasi darat. Nanti begitu sampai di pelabuhan terus untuk menuju ke gudang, mereka harus naik truk. Terus dari gudang menuju ke tempat pemasaran di pasar mereka juga naik truk lagi. 

“Dan ini biaya transportasi daratnya yang begitu banyak. Ini jauh lebih tinggi daripada yang dikatakan bahwa transportasi laut katanya penyebab tingginya biaya logistik. Jadi nggak benar itu,” pungkasnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya