Berita

Foto ilustrasi/Net

Bisnis

Performa "Big Brother" Jokowi Remuk, IHSG dan Rupiah Turun

SENIN, 15 JULI 2024 | 16:31 WIB | OLEH: ADE MULYANA

Lolos dari sentimen negatif kasus penembakan capres AS Donald Trump, pelaku pasar di Bursa Saham Indonesia masih tertimpa apes. Adalah sentimen dari rilis data perekonomian China yang menjadi dalangnya.

Otoritas statistik China dalam rilis terbarunya melaporkan, pertumbuhan ekonomi negeri pimpinan Xi Jinping itu yang hanya mencapai 4,7 persen di kuartal dua tahun Ini. Capaian tersebut terbilang buruk dibanding ekspektasi pasar yang berada di kisaran 5,1 persen.

Payahnya kinerja ekonomi China juga terlihat dari data penjualan ritel yang disebutkan hanya tumbuh 2 persen dibanding ekspektasi Pasar sebesar 3,3 persen. 'Hiburan' minor hanya datang dari data produksi industri yang tumbuh 5,3 persen dibanding ekspektasi yang sebesar 5 persen. Laporan lebih jauh juga menyebutkan, investasi infrastruktur dan manufaktur yang melambat hingga periode Juni tahun ini.

Keseluruhan data tersebut semakin muram dengan realitas masih tingginya angka pengangguran usia muda di negeri dengan perekonomian terbesar di Asia itu yang dipimpin oleh "big brother" nya presiden Jokowi itu.

Kabar suram dari China tersebut membuat optimisme yang sempat hinggap di sesi perdagangan Asia beralih ragu dan bahkan berbalik pesimis. Pelaku pasar terlihat mencoba memanfaatkan situasi ini untuk melakukan aksi profit taking, terlebih gerak Indeks telah mengalami kenaikan tajam di beberapa hari sesi perdagangan sebelumnya. Namun aksi jual di Bursa Saham Utama Asia terlihat masih belum mencolok. Hal ini ditandai dengan gerak indeks yang masih mampu bertahan hijau.

Hingga sesi perdagangan awal pekan ini, Senin 15 Juli 2024 ditutup, Indeks KOSPI (Korea Selatan) tercatat naik moderat 0,14 persen di 2.860,92, Sedangkan Indeks ASX 200 (Australia) melonjak 0,73 persen di 8.017,6. Situasi berbeda terjadi di bursa Saham Indonesia, di mana gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tak sempat mencicipi zona hijau di sepanjang sesi perdagangan hari Ini. IHSG terlihat langsung menginjak zona negatif di awal sesi perdagangan dan konsisten menapak pelemahan. Sentimen rilis data muram dari China menjadi sebab utamanya.

IHSG kemudian menutup sesi perdagangan hari ini dengan merosot tajam 0,67 persen di 7.278,86. Pantauan dari jalannya sesi perdagangan menunjukkan, gerak suram IHSG yang tercermin dalam runtuhnya Harga sejumlah Saham unggulan secara signifikan.

Saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan terlihat kompak berjatuhan, diantaranya: BBRI turun 1,63 persen di Rp 4.820, BMRI merosot 1,16 persen di Rp 6.350, ASII ambruk 1,54 persen di Rp 4.470, serta BBCA yang melemah 0,24 persen di Rp 10.050, dan TLKM runtuh 1,86 persen di Rp 3.160.

Rupiah Ikut Terseret

Tak berhenti di pasar saham, sentimen data China juga menjalar di pasar uang Asia. Laporan menunjukkan gerak mata uang Asia yang rontok berjamaah dalam mengarungi sesi hari Ini. Nilai tukar Bath (Thailand) tercatat merosot paling parah kali Ini dengan longsor 0,33 persen dan sempat ambruk hingga 0,41 persen. Sementara pelemahan mata uang asia lainnya terlihat lebih moderat.

Sentimen suram di pasar Asia juga turut menyeret Rupiah. Hingga sesi perdagangan sore ini berlangsung, Rupiah tercatat ditransaksikan di kisaran Rp 16.165 per Dolar AS, atau melemah 0,19 persen.

Koreksi yang mendera IHSG dan Rupiah kali ini, sesungguhnya masih sangat lumrah dalam tinjauan teknikal. Sebagaimana dimuat dalam ulasan beberapa hari lalu, tim riset rmol.id telah memperlihatkan potensi teknikal, terutama pada IHSG yang telah mengalami gerak naik konsisten dan signifikan dalam lebih dari tiga pekan sesi perdagangan. Sentimen dari China, dengan demikian sekedar menjadi katalis untuk merealisasikan potensi teknikal tersebut.

Populer

Mahfud MD: Jangan Lempar Batu ke Unair, Tapi Sembunyi Tangan

Minggu, 07 Juli 2024 | 10:21

Krakatau Steel Terancam Kolaps, Erick Thohir Dituntut Tanggung Jawab

Minggu, 07 Juli 2024 | 15:56

Otoriter Dilarang Pimpin Perguruan Tinggi

Minggu, 07 Juli 2024 | 12:05

KPK Perlu Selidiki Program KKP Ekspor BBL Berkedok Budidaya

Selasa, 09 Juli 2024 | 18:28

Pejabat PLN Resmi Ditahan KPK

Selasa, 09 Juli 2024 | 18:23

Bey Machmudin: HR Nuriana Sosok yang Disiplin dan Merakyat

Kamis, 11 Juli 2024 | 14:51

Pengusaha Tambang Haji Romo Diancam Dijemput Paksa KPK

Minggu, 14 Juli 2024 | 17:02

UPDATE

Ajudan Wakapolres Sorong Ditemukan Tewas di Rumah Dinas, Ini Kronologisnya

Selasa, 16 Juli 2024 | 22:00

Pakar: Perubahan Nomenklatur Wantimpres Menjadi DPA Kebutuhan Ketatanegaraan

Selasa, 16 Juli 2024 | 21:50

Pakai Batik Warna Kuning, Ketum Golkar Hadiri Deklarasi Soksi

Selasa, 16 Juli 2024 | 21:42

Menhub Dorong Optimalisasi Inaportnet untuk Peningkatan Layanan Logistik

Selasa, 16 Juli 2024 | 21:35

Kritik Pencabutan IUP oleh BKPM, Deolipa: Pemerintah Jangan Zalim

Selasa, 16 Juli 2024 | 21:33

Natalius Pigai Soroti Keberhasilan NYT Identifikasi 46 Anak Ukraina yang Diculik Rusia

Selasa, 16 Juli 2024 | 21:28

PDI Perjuangan Masih Godok Bacalon Untuk Pilkada Deli Serdang 2024

Selasa, 16 Juli 2024 | 21:27

Ketum PBNU Bongkar Obrolan Lima Nahdliyin dengan Presiden Israel

Selasa, 16 Juli 2024 | 21:10

Lebih dari 2.000 Mobil Listrik Terjual pada Juni 2024, Ini Merek Paling Laku

Selasa, 16 Juli 2024 | 21:08

Sofyan Tan: 60 Persen Kunjungan Wisatawan Mancanegara Karena Budaya Indonesia

Selasa, 16 Juli 2024 | 20:54

Selengkapnya