Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Arus Modal Mengalir Kencang ke Pasar Negara Berkembang hingga 110 Miliar Dolar AS

SENIN, 15 JULI 2024 | 12:22 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Arus masuk modal bruto ke negara-negara berkembang, kecuali Tiongkok, mengalami peningkatan yang signifikan pada bulan lalu.

Dana Moneter Internasional (IMF) mengumumkan baru-baru ini bahwa peningkatan itu mencapai puncaknya sebesar 110 miliar Dolar AS atau setara dengan 0,6 persen dari output ekonomi mereka (PDB).

Ini adalah kenaikan tertinggi sejak 2018.

Laporan Sektor Eksternal IMF yang mengevaluasi mata uang, arus modal, dan ketidakseimbangan keuangan, mencatat bahwa pasar negara berkembang telah menunjukkan tingkat ketahanan.

Hal ini terjadi meskipun ada tantangan dari suku bunga AS yang lebih tinggi, yang biasanya menarik investasi ke aset-aset berdenominasi dolar.

"Hal ini sebagian disebabkan oleh fundamental yang lebih kuat. Memang benar bahwa banyak negara kini memperoleh manfaat dari kerangka kebijakan fiskal, moneter dan keuangan yang lebih kuat, serta implementasi kebijakan dan perangkat yang lebih efektif," kata IMF dalam postingan blog yang menyertai laporan tersebut.

Pada saat yang sama, laporan tersebut menyatakan bahwa Tiongkok mengalami arus keluar modal bersih selama periode 2022-2023, termasuk arus masuk investasi langsung asing (FDI) yang negatif. Beberapa di antaranya mungkin mencerminkan perusahaan multinasional yang melakukan repatriasi pendapatan.

"Namun hal ini juga mungkin mencerminkan pergeseran ekspektasi mengenai pertumbuhan Tiongkok dan fragmentasi geo-ekonomi," kata IMF.

Secara keseluruhan, arus masuk modal bruto global menurun menjadi 4,4 persen dari PDB global atau 4,2 triliun Dolar AS pada periode 2022-2023, dari 5,8 persen PDB global atau 4,5 triliun Dolar AS pada 2017-2019.

IMF mengatakan hal ini sebagian mencerminkan penghematan aliran modal, di mana orang asing membeli lebih sedikit aset lokal dan penduduk membeli lebih sedikit aset di luar negeri.

Namun, AS mendapat manfaat besar dari perubahan ini, dengan menyumbang 41 persen arus masuk bruto global selama periode 2022-2023, hampir dua kali lipat pangsanya sebesar 23 persen pada 2017-2019.

Porsi arus keluar bruto global AS juga meningkat menjadi 21 persen dari 14 persen pada periode yang sama.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya