Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Populasi Kelas Menengah Capai 80 Juta Orang, Mendagri Ajak Kepala Daerah Optimalkan Daya Beli

KAMIS, 11 JULI 2024 | 15:54 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Jumlah masyarakat kelas menengah di dalam negeri tercatat mencapai 80 juta orang, atau 30 persen dari total populasi di Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dengan mengatakan bahwa kelas tersebut memiliki daya beli yang baik dan harus dimanfaatkan untuk pembelian dalam negeri.

Ia menegaskan pangsa pasar kelas menengah Indonesia bahkan melebihi populasi warga Australia yang mendekati 30 juta orang, dan juga lebih unggul dari 5 juta penduduk Singapura. 

Dalam hal ini, Tito lantas bertanya kepada para kepala daerah mengenai kesadaran mereka atas potensi pasar yang besar ini. Ia pun mengajak pemerintah daerah untuk bersuara jika memang ada aturan yang menghambat kepentingan masyarakat. Terlebih, Pemda yang juga diminta untuk menggenjot pendapatan asli daerah (PAD).

"Karena big market, harusnya ini menjadi market untuk Indonesia sendiri. Sambil kita hajar juga ke luar. Maka, kita harus memproduksi dalam negeri, kita perkuat produksi dalam negeri kita," ujar Tito kepada para kepala daerah dalam Rakernas Apkasi XVI 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Rabu (10/7).

Dalam kesempatan tersebut, Tito menyoroti banyaknya masyarakat Indonesia yang pergi ke Singapura untuk menonton konser Taylor Swift.

"Yang berangkat ke sana (Singapura) paling banyak orang Indonesia. Yang kemarin nonton Taylor Swift itu di Singapura, restoran, hotel, apartemen, pesawat penuh semua, orang Indonesia," kata Tito, dikutip Kamis (11/7).

Untuk itu, Mendagri mengatakan pemerintah perlu untuk memanfaatkan potensi besar tersebut untuk menarik para wisatawan hingga masyarakat kelas menengah dalam negeri agar menambah pendapatan masing-masing daerah.

"Saya yakin Indonesia itu punya potensi. Hebatlah, tidak ada kabupaten yang tidak memiliki potensi. Sekarang persoalannya adalah bagaimana membaca potensi itu untuk bisa menjadi PAD," pungkasnya.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Kejanggalan LHKPN Wakil DPRD Langkat Dilapor ke KPK

Minggu, 23 Februari 2025 | 21:23

Jumhur Hidayat Apresiasi Prabowo Subianto Naikkan Upah di 2025

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:56

Indeks Korupsi Pakistan Merosot Kelemahan Hampir di Semua Sektor

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:44

Beban Kerja Picu Aksi Anggota KPU Medan Umbar Kalimat Pembunuhan

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:10

Wamenag Minta PUI Inisiasi Silaturahmi Akbar Ormas Islam

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:08

Bawaslu Sumut Dorong Transparansi Layanan Informasi Publik

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:52

Empat Negara Utama Alami Krisis Demografi, Pergeseran ke Belahan Selatan Dunia, India Paling Siap

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:46

Galon Polikarbonat Bisa Sebabkan Kanker? Simak Faktanya

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:34

Indra Gunawan Purba: RUU KUHAP Perlu Dievaluasi

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:31

Kolaborasi Kunci Keberhasilan Genjot Perekonomian Koperasi

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:13

Selengkapnya