Berita

Dolar AS/Net

Dunia

S&P Global Ratings Keluarkan Peringatan Usai Utang AS Meningkat

SABTU, 06 JULI 2024 | 01:22 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Peningkatan utang besar yang tak terkendali di Amerika Serikat (AS) tengah menjadi sorotan dari dua perusahaan pemeringkat kredit.

Dalam laporan S&P Global Ratings yang dirilis pada Kamis (4/7), perusahaan itu memperingatkan bahwa peluang menurunkan utang AS yang tinggi sangat kecil.

"Utang nasional AS saat ini mencapai 34,72 triliun dolar AS, sebuah tingkat yang diperingatkan oleh banyak ekonom sebagai tingkat yang tidak berkelanjutan," kata S&P Global dalam pernyataaannya, dikutip Sabtu (6/7).

Menurut perusahaan itu, utang nasional AS meningkat setiap tahunnya selama satu dekade terakhir.

"Pada tahap siklus pemilu saat ini, hanya peningkatan tajam dalam tekanan pasar yang dapat mendorong pemerintah-pemerintah ini untuk menerapkan konsolidasi fiskal yang lebih tegas," tulis analis yang dipimpin oleh Frank Gill.

Di sisi lain, Scope Ratings memprediksi tekanan akan dihadapi oleh posisi anggaran negara tersebut akibat tingginya biaya pinjaman yang terus berlanjut.

"Ini merupakan sebuah perubahan yang akan meningkatkan taruhan untuk keberlanjutan utang negara,"tulis perusahaan tersebut.

Kedua laporan itu dirilis saat memasuki musim pemilu panas yang terjadi di AS dan di negara-negara lain, di mana Joe Biden sendiri tengah menghadapi tekanan yang meningkat dari publik untuk mundur dari Pilpres 2024.

Dana Moneter Internasional (IMF) sendiri sebelumnya telah mengecam negara Paman Sam itu atas pinjamannya yang meningkat.

Menanggapi peringatan tersebut, Gubernur Bank Sentral AS atau The Fed Jerome Powell mengakui bahwa tingkat utang negaranya memang tinggi.

"Kami mengakui utang yang kita miliki ini tinggi, namun bukan tidak berkelanjutan, jalur yang kita tempuh ini juga tidak berkelanjutan -- dan hal itu sama sekali tidak sepenuhnya kontroversial," katanya beberapa waktu lalu.

Sebagai informasi per awal tahun 2024 saja, utang AS tercatat sudah mencapai 34 triliun Dolar AS atau sekitar Rp553 kuadriliun. Utang tersebut melesat 1 triliun Dolar AS hanya dalam waktu kurun 100 hari.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya