Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Terlalu Banyak Otoritas, PB HMI Usul Satgas PDN Dipimpin Kominfo

KAMIS, 04 JULI 2024 | 07:56 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Menyikapi Pusat Data Nasional (PDN) diserang hacker, Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) mendorong Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memimpin satuan tugas (Satgas) PDN.

Melalui pesan tertulis, di Jakarta, Kamis (4/7), Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi PB HMI, Ramon Hidayat, mengatakan, pihaknya meyakini ada kerugian ekonomi akibat peretasan sistem PDN cukup besar, diperkirakan menyentuh angka Rp 1 triliun per hari.

Dia juga mengungkapkan, anggaran penggunaan data server PDN di Amazon Web Service (AWS) sebesar USD15 ribu per bulan untuk penggunaan sistem data imigrasi darurat. Ada juga biaya pemulihan data yang diestimasikan untuk membayar biaya tebusan dari hacker yang mencapai Rp131 miliar.


"Dari data itu, jelas ada kerugian ekonomi, baik langsung dan tak langsung, sebesar Rp6,3 triliun. Ada surplus usaha yang hilang dari lumpuhnya PDN sebesar Rp2,7 triliun. Lumpuhnya PDN menghambat aktivitas ekonomi dan menjadikan perputarannya menjadi lebih lambat," kata Ramon.

Pembobolan PDN, kata dia, mencoreng reputasi serta nama baik Indonesia di mata dunia. Bahkan dia mendapati, banyak yang berasumsi bahwa Indonesia negeri open source, yang datanya boleh dilihat siapa saja, terbukti maraknya peretasan selama ini.

Di sisi lain Ramon mengungkapkan, PB HMI konsen terkait tumpang tindih kewenangan yang berakibat munculnya berbagai perbedaan keterangan, seperti yang disampaikan Kominfo, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Komisi I DPR, dan berbagai komplain yang disampaikan terbuka, seperti oleh Dirjen Imigrasi yang secara tidak langsung menyerang institusi Kominfo.

“Kita sebetulnya punya pelajaran dan pengalaman terhadap peretasan, ada hacker Bjorka dan berbagai masalah peretas data lainnya. Tapi nampak tidak ada mitigasi. Masalahnya terlalu banyak yang punya otoritas soal data nasional kita," ungkapnya.

Tak hanya itu, menurut Ramon, PDN merupakan faktor fundamental dalam keberlangsungan penyelenggaraan negara di era teknologi informasi yang begitu cepat seperti saat ini.

Karena itu Kominfo harus jadi garda terdepan dalam menyelesaikan persoalan PDN. Karena itu, PB HMI mengusulkan dibentuk satuan tugas khusus (Satgassus) penyelesaian persoalan itu.

“Harus ada satu gerakan yang mengelola berbagai perbedaan pendapat dan perbedaan cara pandang dari berbagai lembaga dan kementerian, karena hal itulah yang jadi masalah utama dalam penanganan ini," katanya.

"Kominfo harus jadi garda terdepan berada di Satgas PDN, harus diberi posisi dan kepercayaan penuh untuk mengomandoi PDN, jangan yang lain, nanti tambah masalah,” kata Ramon lagi.

Seperti diketahui, untuk kesekian kalinya dunia cyber Indonesia jadi mainan peretas, penyerangan PDN dimulai pada 17 Juni 2024 dengan menonaktifkan fitur keamanan Windows Defender, dilanjutkan pada 20 Juni 2024, dengan menghapus file system penting dan penonaktifkan beberapa sistem layanan yang sedang berjalan.

Hal itu berimbas ke sejumlah layanan publik, termasuk aplikasi layanan nasional yang terintegrasi, seperti keimigrasian di bandar udara, layanan KTP Elektronik, layanan BPJS Kesehatan, sistem perpajakan, layanan Keimigrasian, layanan pendidikan dan dampak terhadap layanan di 282 instansi pemerintahan lainnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya