Berita

Foto/Ist

Bisnis

Aktivitas Manufaktur China Kembali Merosot pada Juni 2024

SENIN, 01 JULI 2024 | 22:00 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Aktivitas manufaktur China dilaporkan terkontraksi pada Juni 2024, dan aktivitas jasa anjlok ke level terendahnya dalam lima bulan.

Mengutip Reuters, Senin (1/7), tren penurunan yang selama dua bulan berturut-turut ini terjadi setelah Purchasing Managers' index (PMI) China tercatat berada di level 49,5 pada Juni, atau berada di bawah angka 50 yang menandakan adanya kontraksi di sektor tersebut.

Ekonom senior di Economist Intelligence Unit, Xu Tianchen, mengatakan permintaan eksternal dan domestik masih relatif tidak memadai untuk menyerap kapasitas manufaktur negara Tirai Bambu itu..

"Dan hal ini akan menghambat pemulihan harga produsen," ujar Xu dilansir Reuters, Minggu (30/6).

Menurut survei NBS, meskipun sub-indeks produksi berada di atas 50 pada Juni 2024, indeks pesanan baru, stok bahan mentah, lapangan kerja, waktu pengiriman pemasok, dan pesanan ekspor baru masih berada dalam wilayah kontraksi.

Adapun ekspor China sendiri dilaporkan melebihi perkiraan pada Mei, namun para analis masih belum yakin apakah tren itu dapat berkelanjutan mengingat adanya ketegangan perdagangan antara Beijing dan negara-negara Barat.

Sementara itu, krisis properti yang berkepanjangan juga disebut terus menyeret permintaan dalam negeri. Para analis memperkirakan China akan meluncurkan lebih banyak langkah-langkah dukungan kebijakan moneter dalam jangka pendek.

"Namun, ruang untuk pelonggaran kebijakan moneter terbatas untuk saat ini, karena mata uang China berada di bawah tekanan," kata kepala ekonom di Guotai Junan International, Hao Zhou.

Zhou mengatakan, pemerintah pusat perlu menerbitkan lebih banyak utang di masa mendatang untuk meningkatkan permintaan domestik secara keseluruhan.

Namun utang pemerintah daerah yang tinggi dan tekanan deflasi masih membayangi prospek pemulihan ekonomi, meskipun banyak tindakan yang telah dilakukan pejabat sejak Oktober lalu untuk mengurangi ekspektasi investor dan pemilik pabrik.


Populer

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Usia Pensiun TNI Bakal Diperpanjang, Ketum PEPABRI: Kalau 58 Tahun Kan Masih Lucu-Lucunya

Senin, 10 Maret 2025 | 19:58

UPDATE

Soal Olok-olok Partai Gelora, MKD Sudah Periksa Pelapor Mardani

Jumat, 14 Maret 2025 | 05:38

Ronaldo Mundur dari Pencalonan Presiden CBF, Ini Alasannya

Jumat, 14 Maret 2025 | 05:20

12.104 Personel dan 167 Pos Disiapkan Polda Sumut untuk Pengamanan Idulfitri

Jumat, 14 Maret 2025 | 04:59

Soal Penggeledahan Kantor bank bjb, Dedi Mulyadi: Ini Hikmah untuk Berbenah

Jumat, 14 Maret 2025 | 04:46

Redam Keresahan Masyarakat Soal MinyaKita, Polres Tegal Lakukan Sidak

Jumat, 14 Maret 2025 | 04:35

Polemik Pendaftaran Cabup Pengganti, Ini yang Dilakukan KPU Pesawaran

Jumat, 14 Maret 2025 | 04:17

PHK Jelang Lebaran Modus Perusahaan Curang Hindari THR

Jumat, 14 Maret 2025 | 03:59

Dapat Tawaran Main di Luar Negeri, Shafira Ika Pilih Fokus Bela Garuda

Jumat, 14 Maret 2025 | 03:39

Mendagri Soroti Jalan Rusak dan Begal saat Rakor Kesiapan Lebaran di Lampung

Jumat, 14 Maret 2025 | 03:26

Siapkan Bantuan Hukum, Golkar Jabar Masih Sulit Komunikasi dengan Ridwan Kamil

Jumat, 14 Maret 2025 | 02:33

Selengkapnya