Tentara Korea Utara bekerja di lokasi yang dirahasiakan dekat perbatasan yang dijaga ketat, terlihat dari pos terdepan Korea Selatan/Kementerian Pertahanan Korea Selatan
Tembakan peringatan kembali diluncurkan Korea Selatan setelah mengetahui adanya upaya puluhan tentara Korea Utara yang ingin melintasi perbatasan pada Selasa (18/6).
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengatakan, insiden itu terjadi sekitar pukul 08.00 waktu setempat dan tembakan peringatan mampu membuat para tentara Pyongyang itu mundur.
"Puluhan tentara Korea Utara melintasi Garis Demarkasi Militer hari ini (dan) mundur ke utara setelah tembakan peringatan," ungkapnya, seperti dimuat
AFP. JCS juga mendapati tentara Korea Utara yang terluka di sekitar perbatasan akibat ranjau darat saat tengah melaksanakan misi untuk memperkuat keamanan perbatasan.
"Banyak korban akibat insiden ledakan ranjau darat yang berulang kali. Namun mereka tampaknya secara ceroboh terus melanjutkan operasi tersebut,” kata pejabat tersebut.
Selama periode hubungan yang lebih hangat pada tahun 2018, kedua Korea memindahkan ranjau darat di sepanjang bagian perbatasan yang dijaga ketat dalam upaya meredakan ketegangan militer.
Awal bulan ini, sekitar 20 tentara Korea Utara melintasi garis demarkasi militer antara kedua negara di bagian perbatasan yang ditumbuhi pepohonan.
Aktivitas itu dilakukan tak lama setelah Korea Utara mengirimkan ribuan balon berisi sampah ke wilayah Korea Selatan. Pada akhirnya dibalas dengan keluarnya Seoul dari seluruh perjanjian damai 2018 dan dimulai kembalinya siaran propaganda menggunakan pengeras suara di dekat perbatasan Pyongyang.
Di tengah situasi yang tegang, Korea Utara baru-baru ini mengerahkan pasukan di daerah perbatasan untuk membersihkan semak belukar dan memasang ranjau.
Kedua negara tersebut secara teknis masih berperang karena konflik tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, dan Zona Demiliterisasi yang membagi semenanjung sudah menjadi salah satu tempat yang paling banyak mengandung ranjau di muka bumi.
Namun Korea Utara berupaya memperkuat hal tersebut dengan memasang lebih banyak ranjau darat, memperkuat jalan taktis dan menambahkan jumlah benteng dari tank-tank yang dimiliki.