TNI AL dan Kemendikbud Ristek bekerja sama menyelenggarakan Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024/Ist
Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024 digelar Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) bersama TNI AL mulai 5 Juni hingga 17 Juli 2024.
Kegiatan berlayar menggunakan KRI Dewaruci ini akan menelusuri jalur rempah Indonesia di 7 titik, yakni Jakarta, Belitung Timur, Dumai dan Siak, Sabang dan Aceh, Malaka, Tanjung Uban, dan Lampung.
Mengusung tema
Jalur Rempah dan Konektivitas Budaya: Arung Melayu, Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024 ini dilakukan untuk menjaga dan mengembangkan jalur rempah yang selama ini menjadi cikal bakal perdagangan komoditas oleh nenek moyang Bangsa Indonesia.
Kegiatan ini diikuti para peneliti, penulis, media, pegiat media sosial, dan 80 pemuda Indonesia untuk menelusuri titik jalur rempah.
Muhibah Budaya Jalur Rempah menjadi sebuah
platform untuk mengembangkan dan memperkuat ketahanan budaya serta diplomasi budaya di dalam dan luar negeri, serta memaksimalkan pemanfaatan Cagar Budaya (CB) dan Warisan Budaya Takbenda (WBTb).
"Kegiatan ini bertujuan mengangkat khazanah budaya," kata Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Hilmar Farid, Sabtu (8/6).
Pelayaran ini mempunyai misi revitalisasi rempah agar dapat diingat dan dipertahankan sebagai kekuatan bangsa Indonesia dari masa ke masa. Rempah-rempah, kata dia, bukan hanya sekadar tanaman yang ada di hutan semata.
“Tanaman bisa menjadi rempah karena ada pengetahuan orang-orang selama bergenerasi. (Masyarakat perlu) Pengetahuan tentang tanaman mana yang memberi manfaat bagi kehidupan, baik pangan, kesehatan, obat-obatan, dan lain-lain, termasuk di Ternate,” tutur Dirjen Hilmar.
Sejak tahun 2022, Dirjen kebudayaan menyelenggarakan Muhibah Budaya Jalur Rempah, yang dimulai perjalanan di Kawasan Timur Nusantara Maluku, Sulawesi dan Bali.
Tahun ini, pelayaran dilakukan di Kawasan Barat. Selain komoditi tanaman, tetapi jalur ini juga menjadi pertukaran pengetahuan dan kebudayaan selama lebih 1.000 tahun lalu saat pelaut Nusantara mengarungi jalur Pasifik sampai Afrika bagian timur.
"Perjalan pelayaran sangat penting ini atas keinginan kita untuk nominasi jalur rempah ke UNESCO,” beber Hilmar.
Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Irini Dewi Wanti menegaskan, Indonesia berkomitmen menjaga dan mengembangkan warisan budaya dengan melibatkan generasi muda sebagai agen perubahan.
“Peran generasi muda dalam pengembangan warisan budaya ini meliputi kegiatan seperti festival berbasis rempah dan budaya bahari, seminar, lokakarya, ritual, residensi, dan sebagainya,” pungkas Irini.