Berita

Perdana Menteri Slovenia, Robert Golob/Net

Dunia

Pemerintah Slovenia Setuju Akui Negara Palestina

JUMAT, 31 MEI 2024 | 10:12 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Jumlah negara Eropa yang mengakui kedaulatan Palestina tampaknya akan bertambah, setelah Slovenia mengaku akan mengikuti langkah Spanyol, Irlandia dan Norwegia.

Perdana Menteri Slovenia, Robert Golob mengatakan, pihaknya telah sepakat untuk mengakui negara Palestina dalam rapat hari Kamis (30/5).

"Hari ini pemerintah memutuskan untuk mengakui Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat,” ujarnya dalam konferensi pers di Ljubljana, seperti dimuat AFP.

Kendati demikian, deklarasi resmi pengakuan masih membutuhkan persetujuan parlemen.

Dikatakan bahwa anggota parlemen Slovenia akan melakukan pemungutan suara pada Selasa mendatang (4/5) untuk menentukan apakah akan mengakui negara Palestina atau tidak.

"Sidang dijadwalkan pada hari Selasa mulai pukul 16.00 (waktu setempat),” kata Ketua Parlemen Urska Klakocar Zupancic.

Langkah ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas oleh negara-negara Eropa untuk mengkoordinasikan tekanan terhadap Israel guna mengakhiri konflik di Gaza.

Menteri Luar Negeri Israel Katz mengecam keputusan pemerintah Slovenia, dengan mengatakan bahwa keputusan tersebut memberi hadiah yang tidak seharusnya pada teroris Hamas.

Menurut Katz ini juga akan memperkuat permusuhan Israel-Iran dan merusak persahabatan erat antara Slovenia dan Israel.

“Saya berharap parlemen Slovenia menolak rekomendasi ini," ujarnya.

Pemerintah Slovenia mengibarkan bendera Palestina di samping bendera Slovenia dan Uni Eropa di depan gedungnya di pusat kota Ljubljana.

Pada tanggal 28 Mei, Spanyol, Irlandia dan Norwegia secara resmi mengakui negara Palestina, yang memicu reaksi marah dari Israel.

Dari 27 anggota Uni Eropa, Swedia, Siprus, Hongaria, Republik Ceko, Polandia, Slovakia, Rumania, dan Bulgaria telah mengakui negara Palestina. Malta mengatakan akan segera menyusul.

Inggris dan Australia mengatakan mereka juga mempertimbangkan pengakuan tersebut, namun Prancis mengatakan sekarang bukan waktu yang tepat.

Jerman bergabung dengan sekutu setia Israel, Amerika Serikat, dalam menolak pendekatan unilateral, dan bersikeras bahwa solusi dua negara hanya dapat dicapai melalui dialog.

Sementara parlemen Denmark pekan ini  menolak rancangan undang-undang yang mengakui negara Palestina.

Populer

Pesawat Nepal Jatuh, Hanya Satu Orang yang Selamat

Rabu, 24 Juli 2024 | 15:16

Walikota Semarang dan 3 Lainnya Dikabarkan Berstatus Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:43

KPK Juga Tetapkan Suami Walikota Semarang dan Ketua Gapensi Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 16:57

Walikota Semarang dan Suami Terlibat 3 Kasus Korupsi

Rabu, 17 Juli 2024 | 17:47

KPK Bakal Audit Semua Rumah Sakit Telusuri Dugaan Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:51

Kantor Rahim di Depok Ternyata Rumah Tinggal, Begini Kondisinya

Rabu, 17 Juli 2024 | 11:05

Duet Airin-Rano Karno Tak Terbendung di Pilkada Banten

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:23

UPDATE

Sabotase Kereta Cepat Jelang Pembukaan Olimpiade Paris, PM Prancis: Ini Dilakukan Terencana

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:47

Banyak Hadiah Menarik Pertamina di Booth dalam Event GIIAS 2024

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:37

Kabar Deklarasi Anies-Zaki, Golkar: Hoax!

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:15

Ekonomi Lesu, Laba Industri China Justru Naik 3,6 Persen

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:07

Putri Suku Oburauw Catar Akpol: Saya Busur Panah untuk Adik-adik

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:58

Kuasa Hukum Dini: Hakim Persidangan Greg Tannur Berat Sebelah

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:35

Dimyati Masih Ngarep Golkar dan PDIP Gabung

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:10

Menyusul TNI, Polri Rotasi 6 Kapolda Jelang Pilkada

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:32

Masih Cair, Peluang Jusuf Hamka di Pilkada Jakarta Masih Terbuka

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:31

4 Pangdam Dirotasi Jelang Pilkada, Ajudan Jokowi jadi Pangdam Brawijaya

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:13

Selengkapnya