Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Pengamat: Pemerintah Perlu Suntik Mati Perusahaan BUMN Beban Negara

KAMIS, 23 MEI 2024 | 13:41 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Jangan sampai BUMN hanya menjadi sarang penyamun, DPR RI harus segera memanggil perusahaan-perusahaan BUMN yang tidak sehat karena memalukan pemerintahan Joko Widodo.

Menurut Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam, diperlukan evaluasi mendalam terhadap perusahaan-perusahaan yang tidak sehat yang justru memalukan pemerintah sendiri dalam mengelola perusahaan tersebut.

Pandangan itu disampaikan Saiful Anam menanggapi pernyataan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, yang menyebut masalah utama gaji karyawan yang belum dibayar pada perusahaan BUMN ada di anak usaha Indofarma, atau cucu usaha Biofarma, yaitu Indofarma Global Medika.

"Itu kan menyangkut hak-hak karyawan yang mesti dipenuhi, tidak elok rasanya BUMN seperti Indofarma sampai menunggak ratusan miliar, tentu ini harus menjadi perhatian serius kita bersama," kata Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (23/5).

Saiful menilai, hal tersebut tidak hanya mencoreng nama Indofarma, tetapi juga Kementerian BUMN, bahkan pemerintahan Presiden Jokowi.

"BUMN kan jelas keuangannya dari negara, jika sampai rugi maka tentu sangat memalukan, apalagi ini persoalannya menyangkut orang banyak dan persoalan perut yang harus segera diselesaikan," terang Saiful.

Akademisi Universitas Sahid Jakarta ini menilai, tidak ada alasan untuk tidak diselesaikan berbagai persoalan di perusahaan BUMN. Mengingat, hal itu menyangkut harkat dan martabat bangsa. Jika berlarut-larut, maka semakin menunjukkan negara tidak bisa mengelola BUMN dengan baik.

Untuk itu, hal tersebut harus menjadi perhatian serius, tidak terkecuali oleh DPR sebagai wakil rakyat, DPR harus memanggil korporasi-korporasi BUMN maupun anak perusahaan BUMN yang tidak sehat.

"Jangan sampai BUMN menjadi sarang penyamun bagi mereka yang hanya ingin mendapatkan penghasilan setiap bulannya saja, tapi BUMN yang dikomandoinya tidak berjalan dengan baik bahkan menyisakan problem sana sini," tegas Saiful.

Saiful juga menekankan, jangan sampai DPR dan pemerintah dirasa abai terhadap nasib para pekerja BUMN yang belum mendapatkan hak-haknya.

"Saya kira sekarang saatnya DPR dan pemerintah menyelesaikan benang kusut di dalam BUMN yang sakit harus segera disembuhkan atau disuntik mati sekalian agar tidak menambah beban anggaran dan moral dari negara," pungkas Saiful.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya