Berita

Foxconn di Vietnam/Net

Tekno

Jaga Pasokan Listrik, Vietnam Minta Foxconn Berhemat hingga 30 Persen

KAMIS, 23 MEI 2024 | 13:13 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Vietnam terus melakukan upaya pencegahan kekurangan pasokan listrik, salah satunya dengan meminta perusahaan-perusahaan untuk mengurangi penggunaan listrik.

Salah satu perusahaan yang diminta untuk berhemat termasuk pemasok Apple, Foxconn.

Dua sumber mengatakan bahwa pihak pemerintah sudah meminta agar pembuat chip itu untuk secara sukarela mengurangi penggunaan listrik sebesar 30 persen di pabrik perakitannya di bagian utara negara tersebut dimana terjadi pemadaman listrik tahun lalu.

Permintaan untuk langkah-langkah penghematan energi, yang menurut dua sumber industri lainnya dikirimkan ke beberapa produsen, merupakan tindakan pencegahan dan bertujuan untuk mencegah terulangnya kejadian musim panas lalu ketika kekurangan listrik menyebabkan hilangnya produksi senilai lebih dari satu miliar dolar.

"Permintaan kepada Foxconn adalah sebuah dorongan, bukan suatu keharusan dan tidak berdampak pada produksi," kata salah satu sumber, seperti dimuat Reuters.

Vietnam menjadi salah satu negara Asia Tenggara yang saat ini bergantung pada investasi asing untuk menumbuhkan ekonominya dan telah berusaha menarik industri padat energi, seperti manufaktur semikonduktor.

Namun, gelombang panas pada bulan Mei dan Juni tahun lalu memicu kekurangan listrik yang mengganggu bisnis di wilayah utara, menyebabkan kerugian senilai 1,4 miliar dolar AS atau 0,3 persen dari produk domestik bruto.

Maret lalu, Perdana Menteri Pham Minh Chinh berjanji kepada investor asing bahwa tidak akan terjadi lagi kekurangan listrik di negaranya.

Kondisi cuaca tahun ini tidak terlalu menantang dibandingkan tahun 2023, namun pihak berwenang Vietnam telah meningkatkan impor batu bara dan mendorong penghematan energi untuk menghindari kelangkaan.

Pada bulan Maret, kamar dagang asing mendesak pemerintah untuk menjamin pasokan listrik, dan perusahaan semikonduktor KoCham dari Korea Selatan mengatakan pihaknya telah menunda keputusan investasi karena risiko pasokan listrik.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya