Rektor Universitas Columbia Minouche Shafi/Net
Aksi protes mahasiswa pendukung Palestina di sejumlah universitas di Amerika Serikat terus meningkat bersamaan dengan kerusuhan dan penangkapan ratusan demonstran oleh otoritas kepolisian.
Kekacauan itu memicu desakan agar Rektor Universitas Columbia, Minouche Shafik mengundurkan diri karena gagal menertibkan para mahasiswanya.
Ketua Dewan Perwakilan Rakat AS, Mike Johnson pada Rabu (25/4) meminta agar Shafik segera mundur jika sudah tidak mampu mengendalikan kondisi kampus.
"Saya di sini hari ini bergabung dengan rekan-rekan saya dan menyerukan Presiden Shafik untuk mengundurkan diri jika dia tidak dapat segera menertibkan kekacauan ini,” ujar Johnson saat berkunjung di Universitas Ivy League, seperti dimuat
Washington Times.
Johnson menyampaikan kekhawatirannya tentang gerakan anti-semitisme yang semakin menguat akibat aksi protes tersebut.
"Kami tidak akan tinggal diam karena mahasiswa Yahudi diperkirakan akan melarikan diri dan tidak masuk kelas sambil bersembunyi dalam ketakutan," tegasnya.
Anggota parlemen mengadakan pertemuan dengan mahasiswa Yahudi di Universitas Columbia dan Rektor Shafik dan pejabat tinggi universitas lainnya.
Anggota Partai Republik dari New York, Nicole Malliotakis sangat yakin bahwa rektor Universitas Columbia tidak dapat mengendalikan situasi kampus.
Pasalnya, terdapat laporan bahwa mahasiswa Yahudi di sana mengalami intimidasi anti-semit sejak protes kampus digelar.
"Kami baru saja bertemu dengan sekelompok siswa (Yahudi) yang mengatakan kepada kami bahwa mereka tidak hanya diintimidasi tetapi banyak dari mereka yang diserang,” ungkap Malliotakis.
Para mahasiswa di Universitas di Columbia mendirikan “Perkemahan Solidaritas Gaza" di halaman kampus, yang kemudian menginspirasi protes serupa di universitas-universitas seluruh negeri.
Shafik awalnya memberi waktu 48 jam untuk membongkar sejumlah besar tenda dan mengusir pengunjuk rasa yang bukan mahasiswa Columbia.
Dia memperingatkan bahwa universitas akan mencari cara lain jika para pengunjuk rasa menolak untuk mengalah.
Namun beberapa pihak menuduh Shafik terlalu lembut terhadap para pengunjuk rasa yang memboikot kerjasama antara universitas dengan Israel.
Professor Columbia Shai Davidai mengatakan, 133 mahasiswa Yahudi ketakutan menghadiri kelas karena kerap mendapat ancaman dan intimidasi berupa nyanyian yang salah satunya berbunyi: “Kami katakan keadilan, kamu bilang bagaimana? Bakar Tel Aviv hingga rata dengan tanah.”
Sejak awal pekan ini, Universitas Columbia mengumumkan kuliah jarak jauh selama sisa akademik karena aksi protes tersebut.
Sekitar 100 mahasiswa Columbia ditangkap karena menolak membubarkan tenda dan berbuat kerusuhan.
Aksi demonstrasi dan penangkapan oleh otoritas kepolisian juga terjadi di Universitas New York, Massachusetts Institute of Technology, Universitas Michigan dan Universitas Yale University.