Ketua DPP PDIP bidang Kehormatan, Komarudin Watubun/RMOL
Ketua DPP PDIP bidang Kehormatan, Komarudin Watubun, menyayangkan sikap Gibran Rakabuming Raka yang dianggap terlalu reaktif merespons pernyataan Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, soal kebohongan.
Komarudin pun wanti-wanti agar Gibran tak lagi berbohong, usai resmi dilantik sebagai wakil presiden.
"Soal sikap Gibran, saya kira dia terlalu reaktif menanggapi pak Sekjen. Karena apa yang disampaikan pak Sekjen itu benar terjadi, dan benar (Gibran) berbohong, dua kali," kata Komar, sapaan akrabnya, kepada wartawan, di Jakarta, Selasa (23/4).
Menurutnya, Gibran pernah terang-terangan berbohong kepada PDIP, bahkan kepada Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Dijelaskan, kebohongan pertama Gibran yakni saat dipanggil menemui Hasto dan Komar di Kantor DPP PDIP.
Kebohongan kedua, saat ditanya Megawati pada acara pertemuan dengan para kepala daerah dari PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung.
"Kebetulan Gibran yang pertama saya panggil, saya dan pak Hasto di lantai 2 ruang pak Sekjen. Waktu itu beliau (Gibran) sendiri yang ngomong, bahwa dia sadar tahun depan bapaknya tidak presiden lagi. 'Mau kemana lagi, saya pasti bersandar di PDI Perjuangan'," tuturnya, menirukan ucapan Gibran.
"Kemudian saat di Sekolah Partai, itu juga ada rekaman. Waktu itu ibu (Megawati) tanya mas Gibran sama Bobby, 'mau tetap di sini apa pindah partai?' Mas Gibran maju ke mimbar lalu disampaikan, bahwa tetap bersama PDI Perjuangan," sambungnya.
Sebab itu, jelas Komar, jika saat ini Gibran menganggap Hasto meresahkan, justru Gibran yang dianggap paling bahaya dengan kebohongannya itu.
"Jadi kalau beberapa waktu kemudian dia (Gibran) maju sebagai Cawapres, lalu pak Sekjen meluruskan pembicaraan itu, tapi pak Sekjen dianggap berbahaya, justru yang berbahaya itu Gibran," tandasnya.
Komar pun wanti-wanti agar Gibran yang akan jadi pemimpin, boleh berbuat salah, tapi tidak untuk bohong. Menurutnya, hal itu pula yang dipesankan Hasto kepada Gibran.
"Sebagai pemimpin boleh salah, tapi tidak boleh bohong, apalagi sebentar lagi dilantik sebagai wakil presiden. Jadi, pesan pak Sekjen itu, hendaknya Gibran lebih hati-hati ke depan," kata dia.
"Apa yang dia katakan harus dikerjakan, karena pemimpin itu teladan bagi rakyat Indonesia, terutama generasi muda," imbuhnya.