Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

India Gelar Pemilu Terbesar di Dunia, Biaya Ditaksir Rp194 Triliun

JUMAT, 19 APRIL 2024 | 14:38 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Pemilihan umum India menjadi yang terbesar di dunia, dengan sekitar 968 juta peserta pemilih dan berlangsung selama hampir dua bulan.

Dilaksanakan dalam tujuh tahap, tahap pertama dimulai hari ini, Jumat (19/4), kemudian dilanjutkan dengan tahap berikutnya masing-masing pada tanggal 26 April, 7 Mei, 13 Mei, 20 Mei, 25 Mei, dan 1 Juni.

Dengan jumlah pemilih yang begitu banyak dan durasi yang panjang, tentu pemilu India 2024 akan memakan biaya besar.

Setiap tahun biaya pemilu India terus meningkat. Pada pemilu tahun 1951-1952, yang berlangsung dalam 68 tahap, biaya yang dikeluarkan hanya sebesar 10,5 kror rupe atau Rp20,4 miliar.

Kemudian pada tahun 2019, biaya yang dikeluarkan telah meroket hingga mencapai 50.000 kror rupe atau Rp97,4 triliun.

Melihat tren tersebut, Centre for Media Studies (CMS) memperkirakan pemilu tahun 2024 akan memakan biaya dua kali lipat yakni 100.000 kror rupe atau Rp 194 triliun.

Lonjakan biaya ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan jumlah pemilih yang memenuhi syarat dan perubahan strategi kampanye, khususnya peningkatan pengeluaran untuk media sosial.

Peneliti di Universitas Columbia,  Simon Chauchard mengatakan bahwa politisi India semakin banyak menggunakan strategi yang boros dan inovatif untuk mempengaruhi pemilih.

"Banyak kandidat yang panik dan membuang uang ke pemilih, tetapi juga ke pedagang yang menjual segala macam barang yang berguna dalam kampanye politik," ujarnya, seperti dimuat Bloomberg.

Sementara KPU India memiliki pengeluaran yang beragam seperti mengerahkan aparat keamanan, mendirikan tempat pemungutan suara, pengadaan mesin pemungutan suara elektronik (EVM), pembelian peralatan lain hingga sosialisasi kesadaran pemilu.

Secara kesuluran, pengadaan EVM merupakan pengeluaran KPU yang paling banyak membutuhkan dana besar.

India memakai sistem multipartai. Nantinya, warga akan memilih anggota parlemen (Lokh Sabha) yang berjumlah 543 dari 545 kursi. Sisa dua kursi lainnya akan ditunjuk presiden.

Kemudian, partai pemenang pemilu akan membentuk pemerintahan. Mereka akan menunjuk salah satu kandidat pemenang sebagai perdana menteri.

Warga di India akan menentukan apakah Perdana Menteri Narendra Modi dari Partai Bharatiya Janata Party (BJP) akan kembali melanjutkan masa jabatannya atau tidak.

BJP akan menghadapi pesaing utamanya yakni Partai Kongres Nasional India, dan aliansi partai-partai INDIA yang baru dibentuk.

Namun kekuatan politik India yang dulunya sangat kuat telah melemah sejak Modi naik ke tampuk kekuasaan satu dekade lalu. Aliansi INDIA juga sudah mulai menunjukkan keretakan, dengan pembelotan dan pertikaian.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya