Kepala staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Mohammad Baqeri/Net
Semua rudal hipersonik yang digunakan dalam serangan balasan Iran telah berhasil menghindari sistem pertahanan udara Israel dan mencapai sasaran militer.
Mengutip laporan Press TV pada Senin (14/4), rudal hipersonik yang ditembakkan Iran gagal dicegat Israel karena mampu bermanuver dengan kecepatan yang menakjubkan menuju target secara presisi.
"Rudal hipersonik Iran sangat mudah bermanuver, sehingga memungkinkan mereka memiliki jalur penerbangan yang tidak dapat diprediksi untuk membingungkan perisai rudal musuh," bunyi laporan tersebut.
Kepala staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Mohammad Baqeri mengumumkan keberhasilan mereka menyerang pangkalan intelijen besar di wilayah pendudukan dan Pangkalan Udara Nevatim Israel.
"Serangan itu mencapai tujuannya karena sistem Iron Dome milik rezim gagal menangani rudal dan drone Iran dengan baik," jelasnya.
Israel dan sekutu mengklaim telah berhasil menangkap hampir 99 persen dari 300 lebih drone yang diluncurkan Iran pada Sabtu malam (13/4).
Tetapi Iran menyatakan bahwa operasi balasan yang dijuluki Operasi True Promise telah menimbulkan kerusakan pada pangkalan militer Israel di seluruh wilayah pendudukan.
Operasi IRGC dilakukan sebagai pembalasan atas serangan rudal Israel terhadap gedung diplomatik Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, pada awal April.
Serangan itu mengakibatkan tewasnya Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi, komandan Pasukan Quds IRGC, wakilnya, Jenderal Mohammad Hadi Haji Rahimi, dan lima perwira pendampingnya.