Berita

Representative Image/Net

Bisnis

Ekonomi Asia Diprediksi Tumbuh 4,9 Persen di 2024

SABTU, 13 APRIL 2024 | 11:15 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Perekonomian di kawasan Asia dan Pasifik diprediksi akan tumbuh rata-rata 4,9 persen pada 2024 ini, dan akan berlanjut dengan tingkat yang sama pada 2025.

Laporan tersebut dikeluarkan oleh Asian Development Bank (ADB), seiring dengan pertumbuhan kawasan yang dinilai telah membaik, di tengah pulihnya pariwisata, ekspor semikonduktor, serta kuatnya permintaan domestik.

“Kami berpandangan bahwa pertumbuhan pada mayoritas perekonomian di kawasan Asia yang sedang berkembang akan stabil pada tahun ini dan tahun berikutnya. Keyakinan konsumen masih membaik dan investasi secara keseluruhan masih kuat. Permintaan eksternal pun tampaknya sudah berbalik positif, terutama dalam hal semikonduktor,” kata Ekonom Kepala ADB Albert Park dalam keterangannya, dikutip  dari Reuters Sabtu (13/4).

Adapun dalam pergerakan ekonomi pada periode ini, Asia Selatan dan Tenggara diprediksi akan lebih kuat, yang didorong dengan meningkatnya permintaan domestik dan ekspor.

Pertumbuhan itu diyakini dapat mengimbangi perlambatan yang terjadi di Republik Rakyat China (RRC) akibat kemerosotan pasar properti dan lemahnya konsumsi negara tersebut.

Dalam periode ini, India diperkirakan akan tetap menjadi mesin pertumbuhan penting di Asia dan Pasifik, dengan pertumbuhan 7 persen pada 2024 dan 7,2 persen pada 2025.

Sementara pertumbuhan RRC diperkirakan akan tetap melambat menjadi 4,8 persen tahun ini dan 4,5 persen tahun depan, dari sebelumnya 5,2 persen tahun lalu.

Di sisi lain, inflasi juga diprediksi akan melandai pada periode tersebut di psisi 3,2 persen tahun iini, dan 3 persen di tahun depan, seiring dengan berkurangnya tekanan harga global dan kebijakan moneter yang masih cukup ketat di banyak perekonomian.

Meski demikian, para pembuat kebijakan disebut harus tetap waspada karena terdapat sejumlah risiko, seperti gangguan rantai pasokan, ketidakpastian kebijakan moneter Amerika Serikat, efek cuaca ekstrem, serta berlanjutnya pelemahan pasar properti di RRC.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya