Berita

Ketua Fraksi PKS DPR, Jazuli Juwaini/Ist

Politik

Jazuli Juwaini: Idul Fitri Momen Perkuat Nilai Kebangsaan

JUMAT, 12 APRIL 2024 | 18:13 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Idulfitri bukan sekadar perayaan keagamaan, tetapi juga momentum memperkuat nilai-nilai kebangsaan, seperti religiusitas, persatuan, toleransi, gotong royong, dan nasionalisme.
 
"Dengan mengamalkan nilai-nilai itu, umat Islam dapat berkontribusi dalam membangun bangsa Indonesia yang lebih maju dan sejahtera," kata Ketua Fraksi PKS DPR, Jazuli Juwaini, lewat keterangan tertulis, dikutip Jumat (12/4).

Idulfitri, kata dia, merupakan waktu yang tepat merefleksi diri dan merenungkan amalan-amalan yang telah dilakukan tahun-tahun sebelumnya. Umat Islam diharapkan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dan menjadi insan yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.
 

 
Menurutnya, dalam konteks kebangsaan, Idulfitri harus jadi momentum memperbaiki kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara, memperbaiki kualitas pengamalan nilai-nilai karakter, dan budaya bangsa yang termanifestasi dalam sila-sila Pancasila.

Pertama, Idulfitri mengajak setiap warga negara kembali pada hakikat manusia sebagai mahkluk spiritual, mahkluk religius, sosok manusia Indonesia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia, sebagai pengamalan sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa.
 
Manusia spiritual memiliki yang bersih, tulus, ikhlas jauh dari iri, dengki, dan prasangka buruk. Tak ada niat mencelakai sesama anak bangsa. Tidak pula punya niatan menghancurkan bangsa yang dibangun susah payah oleh para pendiri dan pejuang bangsa.

Jika ia seorang pemimpin, pasti punya kepekaan hati. Melihat semua masalah kebangsaan dan penyelesaiannya dengan hati. Bersikap adil dan mencintai seluruh rakyat sepenuh hati, apapun latar belakang agama, suku, budaya, kepentingan dan golongannya.
 
Kedua, Idulfitri menjadi momen memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Silaturahim yang dilakukan di momen hari raya tidak terbatas antar umat Islam, tapi melintasi suku, agama, ras, dan antargolongan, sehingga mempererat tali persaudaraan dan memperkokoh rasa nasionalisme.
 
Pada praktek kehidupan berbangsa, masyarakat punya kearifan luar biasa. Idulfitri tidak hanya perayaan bagi umat Islam, tapi juga dirasakan saudara-saudara kita di luar Islam, dengan saling mengucap selamat, saling mengunjungi, dan saling berbagi bingkisan, hadiah, dan makanan. Itu bentuk riil toleransi yang tak sekadar basa-basi.
 
Ketiga, Idulfitri menjadi momen meningkatkan semangat gotong royong dan kepedulian terhadap sesama. Tradisi zakat fitrah, infak dan sedekah, mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian terhadap orang-orang yang membutuhkan.

Itulah cermin dari pengamalan sila kedua dan kelima Pancasila, kemanusiaan yang adil dan beradab, dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal itu sekaligus mempertebal dimensi kesalehan sosial dari ibadah puasa (dan ibadah-ibadah lainnya dalam Islam), sehingga tidak hanya mempertebal kesalehan pribadi semata.
 
Keempat, Idulfitri menjadi momen meneguhkan semangat kebangsaan dan nasionalisme. Nilai-nilai seperti religiusitas, disiplin, kerja keras, konsisten, persisten, dan pantang menyerah yang diajarkan Islam dapat diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
 
Bangsa Indonesia menghadapi tantangan tidak mudah di tahun-tahun mendatang. Setiap warga dituntut memiliki semangat nasionalisme yang kokoh, sekaligus produktif, sehingga bukan saja tidak luntur oleh tantangan dan ancaman, tapi juga terus bergerak maju.
 
Globalisasi dan kemajuan teknologi informasi membawa dampak positif sekaligus dampak negatif. Nasionalisme bangsa mendapatkan tantangan, sekaligus ancaman dari "isme-isme" lain yang dominan, seperti liberalisme, sekularisme, kapitalisme, individualisme, hingga ancaman terorisme dan radikalisme.
 
"Jika tidak hati-hati dan antisipasi menghadapi tantangan dan ancaman itu, bangsa kita bisa kehilangan jati diri dan karakter sejatinya, mudah terombang-ambing, tidak punya prinsip dan pendirian, tidak punya martabat dan kemandirian. Momentum Idul Fitri harus mempertebal jati diri dan mengokohkan nasionalisme bangsa," tuturnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya