Berita

Dunia

Saling Tuding Soal Kapal Nelayan Filipina Dilecehkan Coast Guard Tiongkok

SELASA, 09 APRIL 2024 | 05:13 WIB | LAPORAN: JONRIS PURBA

Filipina dan Tiongkok saling tuding terkait insiden di karang Iroquois, Laut China Selatan, pekan lalu (Kamis, 4/4).

Manila mengatakan dua kapal penjaga pantai Tiongkok telah melecehkan kapal penangkap ikan Filipina di dalam zona ekonomi eksklusif Filipina, sementara Beijing mengatakan kapal-kapalnya merespons aktivitas ilegal dengan tepat.

Tiongkok mengklaim hampir seluruh Laut Cina Selatan, yang merupakan jalur perdagangan kapal tahunan senilai lebih dari 3 triliun dolar AS, termasuk sebagian yang diklaim oleh Filipina, Vietnam, Indonesia, Malaysia, dan Brunei.


Sementara Pengadilan Arbitrase Permanen pada tahun 2016 mengatakan klaim Tiongkok tidak memiliki dasar hukum.

Beijing dan Manila telah bermain kucing-kucingan di sekitar Second Thomas Shoal yang tidak berpenghuni di zona ekonomi eksklusif Filipina ketika Filipina mengerahkan misi pasokan untuk tentara Filipina yang tinggal di kapal perang tua yang sengaja kandas pada tahun 1999 untuk melindungi klaim maritim Manila.

Filipina bergabung dengan pasukan pertahanan A.S., Jepang dan Australiadalam latihan maritim  hari Minggu. Latihan ini bertujuan untuk mendukung Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, seiring Tiongkok semakin tegas dalam klaim maritimnya.

Beting yang disengketakan itu merupakan bagian dari wilayah yang dikenal secara internasional sebagai Kepulauan Spratly. Penjaga pantai Tiongkok mengatakan pada hari Sabtu bahwa sejumlah kapal milik Filipina telah “secara ilegal” memasuki perairan dekat terumbu karang di Kepulauan Nansha yang merupakan kedaulatan Beijing.

Juru bicara Penjaga Pantai Filipina Jay Tarriela memposting di X bahwa kapal-kapal Tiongkok “berpura-pura memasang meriam air dan mengancam para nelayan Filipina” di terumbu Iroquois pada hari Kamis.

Juru bicara penjaga pantai Tiongkok Gan Yu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa operasinya “profesional dan sesuai dengan standar”. Dia mengatakan kapal-kapal Filipina adalah kapal pemerintah yang menggunakan kedok “perlindungan penangkapan ikan” untuk merusak stabilitas di Laut Cina Selatan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya